Fadli Zon: MoU Persahabatan Antarparlemen RI-Lebanon Perlu Realisasi
| Jumat, 13 Juli 2018, 15:57 WIB
Fadli Zon ,Elnino M.Husein Mohi, , Hj. Ratieh Sanggarwaty, Tubagus Soenmandjaja Roekmandis, Seding Ishak, Andika Pandu Puragabaya, H.E. Achmad Chozin Chumaidy bersama Y.M. Nabih Berri/Humas DPR
Wakil Ketua DPR, Fadli Zon melakukan pertemuan terbatas dengan Ketua Parlemen Republik Lebanon, Y.M. Nabih Berri di Kantor Ketua Parlemen Lebanon, Rabu waktu Beirut (11/7).
Fadli Zon didampingi oleh sejumlah delegasi DPR di antaranya Elnino M.Husein Mohi (Komisi I), Hj. Ratieh Sanggarwaty (Komisi X), Tubagus Soenmandjaja Roekmandis (Komisi III), Seding Ishak (Komisi VIII), Andika Pandu Puragabaya (Komisi I), dan Duta Besar RI untuk Lebanon, H.E. Achmad Chozin Chumaidy.
Di tengah suasana politik yang sedang hangat seiring dengan tarik ulur pembentukan kabinet pemerintahan Lebanon, Fadli Zon menyampaikan selamat atas berjalannya Pemilu Legislatif Lebanon pada 6 Mei 2018 lalu.
Fadli Zon menilai Pemilu Lebanon berjalan baik dan lancar sehingga telah terpilih para anggota parlemen sebanyak 128 orang.
Selain itu, Fadli Zon juga mengucapkan selamat atas terpilihnya Nabih Berri sebagai ketua parlemen untuk yang keenam kalinya. Fokus pembicaraan kedua pimpinan lembaga legislatif tersebut adalah seputar rencana kerja sama antarparlemen.
Dalam catatan KBRI Beirut, Nabih Berri pernah mendapatkan undangan dari Ketua DPR RI tertanggal 18 Februari 2016 untuk melakukan kunjungan kehormatan ke Indonesia. Kunjungan itu dalam rangka membuat MoU persahabatan antarparlemen.
Lebih lanjut, pada pertemuan antara kedua pimpinan parlemen di sela-sela sidang International Parliamentary Union tanggal 23-27 November 2016 di Jenewa, telah disepakati bahwa kunjungan akan dilaksanakan pada akhir November 2016. Namun demikian, hingga kini rencana kunjungan tersebut belum terlaksana karena masih belum menemukan kecocokan waktu dan kesempatan.
Dalam pertemuan kali ini, Fadli Zon kembali menyampaikan undangan kepada Nabih Berri untuk dapat hadir ke Indonesia dalam rangka menghadiri acara World Parliamentary Forum on Sustainable Development, di Bali 12-13 September 2018 mendatang.
Selain itu, kesempatan kunjungan Nabih Berri juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan penandatanganan MoU kerja sama antarparlemen.
Menanggapi undangan tersebut, Nabih Berri mengatakan rencana dirinya mengunjungi Indonesia pada September mendatang. Namun, kunjungan ini disesuaikan dengan kondisi perpolitikan di Lebanon.
"Jika berada dalam kondisi yang yang cukup stabil, maka ia bisa melakukan kunjungan" ungkap Berri.
Achmad Chozin juga menyampaikan harapan Nabih Berri bisa berkunjung ke Indonesai dan penandatanganan MoU dapat segera terealisasi.
Lebih lanjut Achmad Chozin menegaskan, Lebanon dan Indonesia banyak kemiripan budaya. Kedua negara juga mempunyai banyak kesamaan pandangan dalam menyikapi berbagai isu internasional. Sehingga kerja sama kedua negara di berbagai bidang, baik pada level eksekutif maupun di level antar masyarakat perlu terus didorong.
Dalam catatan sejarah Indonesia, Lebanon merupakan negara ketiga yang mengakui kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 24 Juli 1947 pada masa kepemimpinan Presiden Bechara el-Khoury. Lebanon juga acap kali memberikan dukungan kepada Indonesia dalam berbagai forum internasional.
Salah satunya adalah dukungan yang diberikan oleh Lebanon pada saat pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB pada bulan Juni 2018 yang lalu. Selain itu, saat ini di Lebanon juga terdapat 1.290 tentara Indonesia yang sedang bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian di bawah bendera PBB, yaitu UNIFIL di wilayah Lebanon Selatan.
[wid/***]