DPR Minta Sampoerna Jadi Pionir Industri Rokok Hijau
Laporan: Widian Vebriyanto | Kamis, 31 Mei 2018, 10:24 WIB

DPR menaruh harapan kepada PT. HM Sampoerna Tbk yang kini menjadi salah satu market leader industri rokok di Indonesia untuk bisa menjadi pionir industri rokok ramah lingkungan.
Harapan itu sebagaimana disampaikan Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI usai meninjau pengelolaan limbah PT. HM Sampoerna Tbk di Sukorejo, Pasuruan, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Tim ini dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Syaikhul Islam Ali, dan diikuti oleh anggota Komisi VII DPR seperti Kurtubi dari F-Nasdem, Ridwan Hisjam dari F-Golkar dan Ihwan Datu Adam dari F-Demokrat serta pejabat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
Syaikhul mengatakan, perusahaan di bawah naungan Philip Morris International tersebut merupakan salah satu perusahaan yang patut menjadi contoh bagi industri rokok nasional dalam pengelolaan limbah dan pelestarian lingkungan.
Hal ini terbukti dari keberhasilannya meraih Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) Hijau selama 3 tahun berturut-turut.
“Kami melihat PT Sampoerna termasuk perusahaan yang cukup patch dalam pengelolaan limbahnya seperti yang diatur KLHK. Proper yang sudah hijau ini kami dorong agar ditingkatkan ke Emas, sehingga dapat menjadi pionir bagi industri rokok lainnya,†ungkapnya usai memimpin Tim Komisi VII meninjau kawasan pabrik.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, politisi F-PKB ini mengatakan hanya 19 perusahaan di Indonesia yang berhasil meraih Proper Emas dan 150 perusahaan Proper Hijau.
Sementara, yang mendapatkan Proper Biru sekitar 1.486 perusahaan, termasuk perusahaan rokok lainnya.
Menurutnya, untuk meningkatkan capaian proper tersebut, industri rokok perlu meningkatkan inovasi dan pengembangan teknologi ramah lingkungan, mulai dari proses produksi hingga hasil akhir.
Tak hanya itu, diperlukan juga pengembangan pola industri sehingga dapat mengurangi pemborosan sumber daya.
“Apalagi, limbah B3 dari indsutri rokok tidak terlalu banyak, jadi mudahlah menuju industri yang ramah lingkungan,†sambung politisi dapil Jawa Timur itu.
[ian/***]