Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)

Ketua DPR: Jangan Kasih Ruang Teroris Berlindung Di Balik HAM!

| Selasa, 15 Mei 2018, 09:44 WIB
Ketua DPR: Jangan Kasih Ruang Teroris Berlindung Di Balik HAM!

Bambang Soesatyo, Oesman Sapta Odang, Arteria Dahlan/Humas DPR

Ketua DPR, Bambang Soesatyo menegaskan RUU Antiterorisme akan segera disahkan pada masa sidang bulan Mei ini.

Pemerintah diminta satu suara dalam pembahasan finalisasi revisi UU Terorisme di DPR.

"Presiden minta RUU Antiterorisme selesai paling lambat bulan Juni. Kami di DPR menegaskan siap untuk ketuk palu di bulan Mei ini. Tinggal pemerintah menyelesaikan masalah di internalnya agar satu suara dalam menyikapi revisi UU anti terorisme ini," ujar Bamsoet saat meninjau lokasi ledakan bom di Mapolretabes Surabaya, Senin (14/5).

Bamsoet datang ke Mapolrestabes Surabaya bersama Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Wakil Ketua Komisi I DPR, Satya Widya Yudha, Wakil ketua Komisi III DPR Desmond Junaedi Mahesa serta sejumlah anggota Komisi III DPR antara lain Herman Hery, Arteria Dahlan dan Masinton Pasaribu dari Fraksi PDIP Adies Kadir dari Fraksi Golkar, Wihadi dari Fraksi Gerindra dan Ahmad Sahroni dari Fraksi Nasdem.

Sesampainya di lokasi, rombongan langsung mengadakan rapat dengan Kapolri, Kapolda Jawa Timur, Kakor Brimob dan jajaran lainnya di Mapolrestabes Surabaya.

Bamsoet meminta aparat kepolisian dan aparat penegak hukum lainnya harus mampu bertindak tegas tanpa takut melanggar hak asasi manusia (HAM). Aparat kepolisian harus menyusup masuk ke dalam sel-sel kelompok teroris. Tanpa menunggu teroris melancarkan aksi teror, aparat kepolisian bisa langsung menangkap dan memeriksa jika dirasa ada dugaan kuat dan bukti yang cukup.

"Kepentingan bangsa dan negara harus didahulukan. Kalau ada pilihan antara HAM atau menyelamatkan masyarakat, bangsa dan negara, saya akan memilih menyelamatan masyarakat, bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia," tegasnya.  

"Soal HAM, kita bahas kemudian. Terbukti kita proses hukum, tidak terbukti dilepaskan. Jangan kasih ruang bagi teroris untuk berlindung di balik nama HAM," imbuh Bamsoet.

Politisi Partai Golkar ini meminta pemerintah tidak ragu menutup situs maupun konten yang bermuatan radikal. Sebab, berdasarkan informasi dari kapolri, para teroris memanfaatkan media sosial untuk merakit bom.  

"Pemerintah jangan takut untuk meminta provider maupun penyedia layanan platform digital menutup situs maupun konten yang bermuatan radikal. Jika provider maupun platform digital lambat menutup, kita bisa paksa. Ini untuk kepentingan bangsa dan negara," kata Bamsoet.

Bamsoet mengajak semua pihak meningkatkan kewaspadaan. Jaga diri, keluarga, maupun lingkungan sekitar terhadap ideologi radikal dan ekstrim yang dibawa oleh orang-orang tak bermoral.

Para tokoh masyarakat dan pemuka agama juga diharapkan ikut ambil peran dalam menjaga keteduhan di masyarakat.

Usai dari Mapolrestabes Surabaya, Bamsoet dan rombongan melanjutkan perjalanan menjenguk korban di RS Bhayangkara Surabaya. Salah satunya, anak pelaku teror yang masih kecil tergeletak tak berdaya di rumah sakit karena dipaksa ikut orang tuanya melakukan tindakan bom bunuh diri.

"Doa saya bersama para korban, termasuk  empat anak pelaku yang masih anak-anak yang berhasil diselamatan aparat. Saya yakin para korban akan diberikan kekuatan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Insya Allah, di masa mendatang tak ada lagi saudara kita yang menjadi korban," tuturnya.

Menurut dia, tugas bersama memberikan pendidikan dan masa depan bagi anak-anak pelaku teroris yang berhasil diselamatkan ini.[wid]
1xx

Kolom Komentar

Artikel Lainnya

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)