PILKADA JAKARTA
Meutya Hafid: Hari Tenang Kicauan Di Medsos Malah Semakin Panas
Kenkominfo Perlu Ketatkan Pengawasan
Laporan: Ruslan Tambak | Senin, 17 April 2017, 11:58 WIB
RNOL. Wakil Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid meminta Kemenkominfo mewaspadai peredaran informasi hoax jelang Pilkada DKI Jakarta.
"Dari hasil pemantauan saya dari dini hari hingga hari ini memasuki masa tenang, pemberitaan dan diskusi di media sosial mengenai Pilkada DKI Jakarta justru menunjukkan semakin panas, bukan semakin tenang. Untuk itu, saya meminta Kemenkominfo RI untuk memperketat pengawasan media sosial, khususnya dengan banyaknya berita-berita hoax dan konten provokatif. Media sosial selama Kampanye Pilkada DKI Jakarta ini menjadi wadah menyebarkan berita yang belum tentu benar terkait pasangan calon Gubernur DKI Jakarta," sebut Meutya dalam keterangannya, Senin (17/4).
Meutya yang pernah berprofesi sebagai wartawan mengaku khawatir kampanye terselubung di dunia maya, karena bisa menggunakan akun anonim ataupun situs palsu, sehingga akan sulit terkena sanksi. Berdasarkan percakapan di Twitter selama 14 Maret-13 April 2017, ada sekitar 2,2 juta kicauan (twitt) tentang Ahok-Djarot, dan sekitar 1,3 juta kicauan (twit) tentang Anies-Sandi.
"Untuk itu, Kominfo harus lebih antisipatif dalam melakukan pengawasan di media sosial. Saya mengapresiasi Kominfo yang cukup tanggap menutup beberapa situs dan akun yang dianggap meresahkan beberapa waktu lalu, namun jelang pencoblosan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta, berita hoax dan konten provokatif terus muncul, bukan hanya di Twitter, Facebook, tetapi juga Youtube dan pesan berantai Whatsapp," ungkap politisi Partai Golkar ini.
Selain Kominfo, Meutya pun telah meminta KPI, untuk terus meningkatkan pengawasan terhadap berbagai iklan dan pemberitaan di media televisi.
"Kami yakin televisi swasta akan mematuhi masa tenang Pilkada, namun demikian, KPI juga tetap harus mengawasi televisi swasta," ujarnya.
Meutya juga meminta masyarakat untuk memilih berbagai macam isu. Jelang pencoblosan Pilkada DKI Jakarta, Jakarta menjadi ibukota sosial media karena tensi yang begitu meningkat.
"Saya meminta masyarakat jangan menyebarkan berita-berita yang belum tentu benar, mari sama-sama kita cek dan teliti dahulu info atau berita yang masuk baik melalui Facebook, Twitter, Youtube, maupun grup Whatsapp," tutupnya.
[rus]