"Pasti, kita sangat was-was. Pada prinsipnya, dengan usia seperti itu masih sangat labil ya. Masih harus didampingi," ucap Maringan, ayah Maria. "Makanya kita butuh duÂkungan supaya lebih rendah hati, ber-attitude," imbuhnya.
Rupanya Maria sudah memikirkan rencana ke depan pasca hingar bingar Indonesian Idol. "Pertama, aku akan masuk kuliah ke jurusan musik dan pengin jadi produser," tuturnya.
Impian gadis 16 tahun ini memang tak terduga. Dia berharap masyarakat kelak tetap menyukainya. Dalam waktu dekat, Maria mencoba beruÂsaha atur waktu bolak-balik antara Medan dan Jakarta. "Masalah karÂier itu akan dikondisikan dengan situasi. Kan baru masuk kuliah, agak susah me-manage waktunya," selorohnya.
Di atas panggung Result & ReÂunion Show Indonesian Idol 2018 di Ecovention, Ancol, Jakarta Utara, Senin (23/4) malam, Maria dan Abdul membuktikan layak berada di acara puncak. Kolaborasi Maria dengan Sandhy Sondoro lewat lagu medley Tak Pernah Padam dan GeÂjolak Cinta, sukses membuat riuh studio.
Abdul langsung bereaksi cepat. Lagu medley Kasih Putih dan HiÂkayat Cinta berhasil dituntaskan bersama Glenn Freddly tanpa cela. Persaingan berlanjut ketika kedua kontestan tampil solo. Performa heÂbat Abdul ketika menyanyikan Won't Go Home Without You dari Maroon 5, dibalas tuntas oleh Maria lewat lagu Destiny's Child yang bertajuk Stand Up For Love.
Suasana riuh pun berubah meneÂgangkan ketika host Daniel Mananta dan co-host Sere Kalina, membawa sebuah cue card berisikan nama sang juara. ***