"Saya yang membatasi diri sebelum dibatasi (suami). Karena perempuan kan ada kodratnya, itu nggak bisa kita pungkiri. Waktunya aja yang diatur sekarang mah," tutur Happy.
"Paling utama tetep keluarga, AlÂhamdulillah yang lain tetep bisa jalan. Jadi kalo lagi ada waktunya mending bikin yang bagus sekalian (maksudnya karya)," imbuh istri bangsawan Bali, Tjokorda Bagus Dwi Santana Max Kerthyasa ini.
Kini, Tjokorda Sri Kinandari KerÂthyasa, putrinya yang baru berusia 16 bulan makin lucu dan menggemaskan. Alhasil, Happy tetap tak ingin jauh dari sang buah hati meski tengah sibuk bikin proyek teater.
"Namanya ibu sama anaknya kan harus tetap diajak ngomong, tetap diajak jalan. Kalau nggak diajak lebih repot lagi. Pasti lebih stres. Kalau dia nggak ada pasti akunya yang lebih repot," ungkap wanita 36 tahun asal Sukabumi ini.
Kinandari termasuk bayi yang tidak gampang rewel saat diajak ke luar rumah. Tapi tetap saja, sebagai ibu, Happy selalu memproteksi putrinya dari bahaya lingkungan sekitar.
"Karena sekarang pekerjaan saya kan saya yang mengatur produksinya (teater). Jadi aku kondisikan sebisa mungkin untuk terhindar asap rokok. Dan kalau pentas kan waktunya jelas, kalau dua jam ya dua jam, nggak molor," urai Happy.
"Dia juga sering sih kayak ke AustraÂlia, Bali, Jakarta. Di Bali mah kan dia deket laut, deket gunung, jadi biarin dia main di alam terbuka aja. Fisiknya emang lebih reaktif," lanjut bintang film
Sang Penari dan
Air Mata Terakhir Bunda ini. ***