Wanita kulit hitam ini mengÂgondol gelar Miss USA setelah mengalahkan dua pesaingnya yang berada di posisi
runner-up, Miss Georgia Emanii DaÂvis dan Miss Hawai Chelsea Hardin. Barber adalah Miss District of Columbia.
Terpilihnya Miss DC sebagai Miss USA ini adalah yang perÂtama dalam 14 tahun terakhir. Hingga saat ini, baru ada tiga Miss DC yang terpilih menjadi Miss USA.
Barber lulus dari Universitas Negeri Virginia pada 2011. Dia bergabung menjadi prajurit miÂliter saat berusia 17 tahun.
Orangtua dan saudara kandÂungnya pun adalah anggota militer. Ayahnya dikirim berÂtugas ke Irak, tak lama setelah serangan teroris di menara kembar WTC pada 11 SeptemÂber 2001.
"Saya merasa itu sudah menjadi tradisi keluarga," ungkap Barber saat tampil dalam sebuah acara sebelum pemilihan Miss USA.
"Keprajuritan sudah mengaÂlir di darahku, demikian halnya patriotisme dan pelayanan untuk negara ini."
Saat ini Barber bekerja sebaÂgai komandan logistik di
The 988th Quartermaster DetachÂment Unit di Fort Meade. Latar belakang itu terlihat sangat mendukung kemampuan dia dalam memberikan jawaban yang tajam pada sesi tanya jawab, terkait isu perempuan di medan perang.
"Pentagon saat ini telah membuka jalur bagi para wanÂita untuk masuk ke pasukan tempur," ungkap salah satu juri, Joe Zee.
"Sekarang, sejumlah orang mempertanyakan apakah keÂbijakan ini benar jika memperÂtimbangkan kapabilitas wanita untuk tampil hingga jenjang tertinggi. Bagaimana pandanÂgan Anda?" tanya Zee.
Barber terlihat tak ragu. Dia lalu menjawab, "Sebagai wanita di AS, saya rasa itu merupakan tugas yang luar biasa, dan kesempatan yang juga baik dari pemerintah kita untuk bisa menyatukan perempuan di semua cabang tugas militer."
"Kami sama kuatnya dengan kaum lelaki," kata dia, yang disusul tepuk tangan riuh dari penonton yang memadati T-Mobile Arena, Las Vegas.
"Sebagai komandan di unit, saya memiliki kuasa. Saya pun berdedikasi sehingga pentÂing untuk dimengerti bahwa gender bukan menjadi batasan bagi militer AS," sambung dia. ***