Baru ketahuan sifat aslinya setelah lima bulan pacaran. Sering diancam, diseret, dijambak.
Eza Gionino makin tersudut oleh bukti foto-foÂto dan rekaman dugaan penganiayaan terhadap Ardina Rasti yang beredar luas di dunia maya dan YouTube. Namun tersisa pertanyaan, kok bisa ya Rasti merekam saat momen bernuansa KDRT itu terjadi. Kejanggalan itu langsung dijawab oleh Rasti. Rupanya, saat temperamen Eza mulai naik saat itu, Rasti langsung menekan tombol record di handphone-nya agar semua kejadian bisa terekam walau hanya lewat suara.
“Kebetulan HP deket tempat tidur, di mana meÂÂja juga sudah hancur. Saya merekam kalau-kaÂlau terjadi lebih buruk dari yang pertama, yang saat itu nggak ada siapa-siapa,†beber RasÂti saat diÂÂjumpai di Pondok Indah, Jakarta.
Ditegaskan bintang film Disini Ada Setan, The Sexy City dan Suster Ngepot ini, ia memang sengaja merekam kejadian tersebut. Karena seÂbelumnya, ia pernah dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) akibat ulah Eza.
“Tiba-tiba ketika bangun, saya sudah ada di IGD. Itu cukup traumatik, namun waktu itu saya masih maafkan dia (Eza),†kata Rasti.
Untuk mengantisipasi dari hal-hal yang tidak diinginkan, sebelumnya Rasti meminta teman-temannya agar selalu memantau dirinya.
“Saya minta tolong dua sahabat saya. Tadinya mereka mau nginep di rumah saya, tapi karena ada Eza tidak jadi. Baru saya nyalain rekaman itu, saya harap temen-teman tau posisi saya senÂÂdirian. Rekaman itu jadi bukti kalau terjadi apa-apa pada diri saya,†tukasnya.
Ia tidak mengetahui, apa yang membuat Eza bisa begitu temperamental. Karena setiap keÂsalahan kecil yang dilakukannya, selalu berÂakhir dengan penganiayaan. “Lagi ngobrol biasa saja, dia tiba-tiba temperamennya naik. Dia kalau sudah marah membabi buta, hajar barang samÂpai hancur,†ujarnya lirih.
Kisah cinta Rasti dan Eza berawal saat meÂreka sama-sama memerankan tokoh utama dalam sebuah sinetron. Sejak itulah timbul benih cinta sampai akhirnya terjalin cinta lokasi.
“Awal pacaran karena pertama jadian cinlok, baru pacaran di loksut (lokasi syuting). Itu baru pertama kalinya dia (Eza) dipercaya jadi peran utama. Kata produser bisa ditingkatkan cheÂmistry-nya. Sejak saat itu, kita sering dipaÂsangÂkan juga,†tuturnya.
Hingga akhirnya mereka harus terpisah kaÂrena mendapat judul yang berbeda. Sejak itu, kata Rasti, Eza mulai melakukan kekerasan.
“Setelah itu, saya di tempat lain, kita terpisah, semenjak itu baru ketauan sifat aslinya. Sekitar 4-5 bulan umur pacaran,†kisahnya.
Apalagi ketika Rasti mendapatkan banyak tawaran bermain film, Eza selalu memilih seÂmua judul yang datang pada dirinya.
“Saya sering diancam agar tidak mengambil syuting, karena dia (Eza) tidak suka dengan laÂwan main saya, sampai akhirnya saya harus hadapi, kalau tidak ambil peran itu,†papar Rasti.
Baginya, kata-kata kasar yang keluar dari muÂlut Eza merupakan makanannya sehari-hari saat masih menjalin hubungan. Bukan hanya itu, karena rambutnya sering dijambak oleh Eza, dara kelahiran 6 Januari 1986 ini mengaku ramÂbutnya semakin habis karena rontok.
“Yang pasti diseret, dijambak, rambut saya ronÂtok banyak. Dibanding yang sekarang suÂdah agak mendingan. Berpuluh-puluh kali dijambak dan dihantam ke dinding, dicekik,†ucapnya miris.
“Kalau saya mau ngomong, langsung di-cut dan satu lagi badan saya diangkat, didorong kayak dikedet gitu,†katanya.
Dari kejadian-kejadian itu hingga saat ini, Rasti mengaku masih menyembuhkan luka-luÂkanya. “Sekarang lagi sembuhkan syaraf daÂlam, tulang rusuk sampai sekarang masih saÂkit,†curhatsnya.
Dalam jumpa pers dan di depan penyidik kepolisian, Eza yang berstatus tersangka, berÂkali-kali membantah telah menganiaya Rasti.
“Saya bingung maksudnya apa? Kekerasan yang bagaimana? Itu saya nggak pernah tahu dan saya tidak pernah merasa melakukan itu,†tegas Eza. [Harian Rakyat Merdeka]
< SEBELUMNYA
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: