Dahlan Disuruh Kumpulin Para Direksi Pelat Merah

Bahas Proyek MP3EI

Selasa, 28 Agustus 2012, 08:01 WIB
Dahlan Disuruh Kumpulin Para Direksi Pelat Merah
Dah­­­lan Iskan
rmol news logo .Presiden SBY meminta Kementerian Badan Usaha Mi­lik Negara (BUMN) me­nye­lesaikan semua proyek yang telah direncanakan da­lam dua tahun ke depan. Ka­rena itu, Menteri BUMN Dah­­­lan Iskan diminta me­ngum­pulkan seluruh direksi pelat merah bulan depan.

“Permintaan itu disam­pai­kan Pak SBY waktu sidang ter­batas di Bogor beberapa wak­­tu lalu. Beliau ingin ber­temu direksi BUMN bulan de­­pan untuk membahas se­jumlah proyek yang mesti di­selesaikan sebelum masa ke­pemimpinannya berakhir,” kata Dahlan di acara halal bi­halal di kantor Kementerian BUMN, kemarin.

Menurut bekas dirut PLN ini, keinginan itu lanta­ran Pre­siden ingin BUMN be­kerja lebih ke­ras menye­le­saikan se­­ga­la ma­cam pro­yek di tanah air sesuai Masterplan Pe­ren­canaan Pem­bangunan Eko­nomi Indonesia (MP3EI) ber­sama BUMN. Ter­lebih, pe­me­rintah juga tidak ingin proyek yang telah diren­canakan itu pendanaannya me­ngandalkan Anggarapan Pen­dapatan dan Belanja Ne­gara (APBN).

Dahlan beranggapan, peru­sahaan BUMN harus menye­lesaikan proyek-proyek ter­se­but menggunakan anggar­an sen­diri dalam dua tahun ke depan. Untuk itu, BUMN ha­rus bergerak cepat.

Sekadar informasi, dalam Pidato Kenegaraan SBY pada 16 Agustus 2012, tercatat ada 135 proyek pembangunan in­frastruktur dan sektor riil yang termasuk dalam pro­gram MP3EI. Nilai inves­tasinya mencapai Rp 490 triliun.

Selain itu, pemerintah juga akan menyelesaikan enam koridor ekonomi dalam MP3EI, yaitu koridor Suma­tera, Kalimantan, Jawa, Sula­wesi, Bali dan Nusa Tenggara serta Papua dan Maluku. Pada 2011-2014, nilai investasi enam koridor ekonomi itu mencapai Rp 3.350 triliun. Dari dana itu, sekitar Rp 835,6 triliun berasal dari in­vestasi anak usaha BUMN.

Khusus MP3EI tahun ini, pemerintah juga menyiapkan Rp 400 triliun untuk proyek infrastruktur dan industri manufaktur.

Dahlan juga menyam­pai­kan rasa bangganya atas hasil kunjungan Wakil Menteri Per­­tahanan (Wamenhan) Sjaf­­rie Syamsuddin ke Irak dan Ugan­da, beberapa waktu la­lu. Kunjungan tersebut me­nuai hasil positif.  

“Kedua negara itu meme­san senjata buatan In­do­nesia. Saya senang sekali de­ngan upaya Wamenhan men­jadi tenaga marketing yang baik untuk PTDI, Pindad dan Da­hana,” tutur Dahlan.

Menurut dia, pemesanan sen­jata dan pesawat oleh ke­dua negara itu adalah bukti ber­kualitasnya produk senja­ta In­donesia. “Semua pesan­an itu nantinya dikerjakan tiga pe­rusahaan BUMN ter­sebut,” ucapnya.

Walaupun Dahlan tidak ikut dalam delegasi Indonesia ke ke Irak, Uganda, dan Ko­ngo, na­mun dirinya selalu men­dapat laporan langsung.

Saat berkunjung ke Irak, de­legasi Indonesia berke­sem­patan membawa persenjataan buatan Indonesia seperti ken­daraan ringan lapis baja, Anoa serta senapan SS-2. Ren­cana­nya, delegasi militer Irak akan bertandang pada 5 Oktober 2012 guna mengunjungi pa­brik senjata Indonesia.

“Dua hari setelah Wamen­han ke Irak, saya ke Irak na­mun tujuan saya pribadi. Kun­jungan Wamenhan sukses se­kali, Irak percaya sekali de­ngan senjata buatan Indo­ne­sia. Pemerintah Irak juga ter­tarik membeli pesawat CN-235 dan NC-212,” ujarnya.  [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA