.Presiden SBY meminta Kementerian Badan Usaha MiÂlik Negara (BUMN) meÂnyeÂlesaikan semua proyek yang telah direncanakan daÂlam dua tahun ke depan. KaÂrena itu, Menteri BUMN DahÂÂÂlan Iskan diminta meÂngumÂpulkan seluruh direksi pelat merah bulan depan.
“Permintaan itu disamÂpaiÂkan Pak SBY waktu sidang terÂbatas di Bogor beberapa wakÂÂtu lalu. Beliau ingin berÂtemu direksi BUMN bulan deÂÂpan untuk membahas seÂjumlah proyek yang mesti diÂselesaikan sebelum masa keÂpemimpinannya berakhir,†kata Dahlan di acara halal biÂhalal di kantor Kementerian BUMN, kemarin.
Menurut bekas dirut PLN ini, keinginan itu lantaÂran PreÂsiden ingin BUMN beÂkerja lebih keÂras menyeÂleÂsaikan seÂÂgaÂla maÂcam proÂyek di tanah air sesuai Masterplan PeÂrenÂcanaan PemÂbangunan EkoÂnomi Indonesia (MP3EI) berÂsama BUMN. TerÂlebih, peÂmeÂrintah juga tidak ingin proyek yang telah direnÂcanakan itu pendanaannya meÂngandalkan Anggarapan PenÂdapatan dan Belanja NeÂgara (APBN).
Dahlan beranggapan, peruÂsahaan BUMN harus menyeÂlesaikan proyek-proyek terÂseÂbut menggunakan anggarÂan senÂdiri dalam dua tahun ke depan. Untuk itu, BUMN haÂrus bergerak cepat.
Sekadar informasi, dalam Pidato Kenegaraan SBY pada 16 Agustus 2012, tercatat ada 135 proyek pembangunan inÂfrastruktur dan sektor riil yang termasuk dalam proÂgram MP3EI. Nilai invesÂtasinya mencapai Rp 490 triliun.
Selain itu, pemerintah juga akan menyelesaikan enam koridor ekonomi dalam MP3EI, yaitu koridor SumaÂtera, Kalimantan, Jawa, SulaÂwesi, Bali dan Nusa Tenggara serta Papua dan Maluku. Pada 2011-2014, nilai investasi enam koridor ekonomi itu mencapai Rp 3.350 triliun. Dari dana itu, sekitar Rp 835,6 triliun berasal dari inÂvestasi anak usaha BUMN.
Khusus MP3EI tahun ini, pemerintah juga menyiapkan Rp 400 triliun untuk proyek infrastruktur dan industri manufaktur.
Dahlan juga menyamÂpaiÂkan rasa bangganya atas hasil kunjungan Wakil Menteri PerÂÂtahanan (Wamenhan) SjafÂÂrie Syamsuddin ke Irak dan UganÂda, beberapa waktu laÂlu. Kunjungan tersebut meÂnuai hasil positif.
“Kedua negara itu memeÂsan senjata buatan InÂdoÂnesia. Saya senang sekali deÂngan upaya Wamenhan menÂjadi tenaga marketing yang baik untuk PTDI, Pindad dan DaÂhana,†tutur Dahlan.
Menurut dia, pemesanan senÂjata dan pesawat oleh keÂdua negara itu adalah bukti berÂkualitasnya produk senjaÂta InÂdonesia. “Semua pesanÂan itu nantinya dikerjakan tiga peÂrusahaan BUMN terÂsebut,†ucapnya.
Walaupun Dahlan tidak ikut dalam delegasi Indonesia ke ke Irak, Uganda, dan KoÂngo, naÂmun dirinya selalu menÂdapat laporan langsung.
Saat berkunjung ke Irak, deÂlegasi Indonesia berkeÂsemÂpatan membawa persenjataan buatan Indonesia seperti kenÂdaraan ringan lapis baja, Anoa serta senapan SS-2. RenÂcanaÂnya, delegasi militer Irak akan bertandang pada 5 Oktober 2012 guna mengunjungi paÂbrik senjata Indonesia.
“Dua hari setelah WamenÂhan ke Irak, saya ke Irak naÂmun tujuan saya pribadi. KunÂjungan Wamenhan sukses seÂkali, Irak percaya sekali deÂngan senjata buatan IndoÂneÂsia. Pemerintah Irak juga terÂtarik membeli pesawat CN-235 dan NC-212,†ujarnya. [Harian Rakyat Merdeka]
< SEBELUMNYA
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: