“Yang aku mau, laki-laki tulen pasÂtinya,†cetusnya.
Lola memang memiliki banyak pengalaman yang mungkin saja diÂrasa pahit saat menjalin hubuÂngan dengan seorang pria. Meski beÂgitu, ia tidak merasa trauma dengan kiÂsah asmaranya yang sering kandas.
“Itu masa lalu, harus move on. Saat ini emang beÂlum ketemu aja jodohnya,†ucap artis merangÂkap sutradara dan produser ini.
Kesibukannya di dunia film memang sering membuat dia lupa untuk mencari pasangan.
“Aku happy dengan masa sekaÂrang. Aku tidak terbebani dengan kesendirian. Teman-teman baÂnyak, kerjaan banyak. Nanti kalau ketemu right man in the right time sih ya aku jalani. Kalau belum sih santai-santai aja. Aku percaya ada seseorang buat setiap orang, akan datang pada waktu yang tiÂdak daÂpat diduga,†tuturnya.
Makanya itu, bintang film Beth tidak mau menargetkan kapan akan mengakhiri masa lajangnya.
“Aku capek kalau pake target-target. Orangtua juga udah bosan kali ya, sampai ya terserah aku mau ngapain,†tukas dara berdaÂrah Palembang-Sunda ini.
Bicara film, Lola menilai maÂrakÂnya film bergenre horor seks seÂbagai hal yang wajar. Itu sah-sah saja selama masih dalam koridor.
“Selama masyarakat masih ada yang suka pasti tetap dibuat. IstiÂlahnya, kalau kita pengen makan mie jangan ke toko burger. Jadi kita nonton apa yang kita sukai saja,†jelasnya.
Namun, Lola ogah bikin film hoÂror seks. Ia tetap pada ideaÂlisÂmenya, bikin film dengan cerita dan karakter yang memiliki pesan moral meski sadar film itu sering tak menjual.
“Pengen yang real, ada pesan edukasinya. Kadang-kadang dikaÂsih film bagus nggak ada yang nonÂton. Tapi giliran film yang sekÂsi porno banyak yang nonton. Jadi aku nggak bisa nebak ya,†katanya. [Harian Rakyat Merdeka]
< SEBELUMNYA
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: