Menurut Ignatius Denny Wicaksono, Head of Business Development 2 BEI, upaya ini dilakukan untuk menyelaraskan BEI dengan dorongan pemerintah yang ingin meningkatkan kepercayaan publik dan kualitas tata kelola perusahaan tercatat. Penguatan tata kelola ini diwujudkan melalui penerapan Prinsip IOSCO (International Organization of Securities Commissions), standar global yang wajib dipenuhi penyedia indeks.
"Kami melakukan penerapan atau deklarasi bahwa kita sesuai dengan IOSCO Principles. Ini meningkatkan tata kelola indeks kita ke level yang lebih tinggi," jelas Denny dalam acara Edukasi Wartawan di BEI, dikutip Rabu 29 Oktober 2025.
Denny menambahkan bahwa meskipun kualitas indeks BEI sudah terjaga, pengakuan resmi ini sangat krusial. Dalam waktu dekat, BEI akan segera sejajar dengan penyedia indeks besar dunia seperti MSCI dan FTSE.
"Bulan depan kita akan mendapat pengakuan resmi bahwa penyusunan indeks BEI sudah sesuai dengan benchmark standar internasional," katanya.
Peningkatan standar ini diharapkan dapat memperkuat keyakinan investor, baik domestik maupun asing, terhadap pasar modal Indonesia. Menurut Denny, transparansi dalam perhitungan indeks adalah kunci. Dengan perhitungan yang kredibel, pergerakan pasar tidak akan mudah diguncang oleh isu-isu yang tidak berdasar.
Selain tata kelola, BEI juga berkolaborasi erat dengan dua pihak penting yaitu MSCI dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) untuk menjaga agar indeks tetap relevan dengan standar global serta memastikan akurasi data kepemilikan saham publik atau free float.
Kolaborasi ini penting untuk menghindari perbedaan data free float yang sering memicu gejolak pasar dan menjaga agar pasar tetap proporsional. Peningkatan kualitas data dan transparansi indeks merupakan strategi jangka panjang BEI untuk memperkuat daya saing pasar modal Indonesia di kancah global.
BERITA TERKAIT: