Dari total 100 ribu barel kargo impor yang ditawarkan Pertamina Patra Niaga, Vivo akan menyerap 40 ribu barel untuk memenuhi kebutuhan konsumennya. Pasokan ini dilakukan melalui skema business to business (B2B) dengan prinsip transparansi serta mengacu pada tata kelola perusahaan yang baik.
“Kami menyambut baik semangat kolaborasi dengan Vivo. Kebijakan ini bukan hanya soal impor BBM, tetapi tentang bagaimana semua pihak bekerja sama memastikan energi tersedia dan masyarakat bisa terlayani dengan baik,” kata Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun dalam keterangan resmi pada Sabtu, 27 September 2025.
Roberth menjelaskan, penyaluran pasokan dilakukan dengan mekanisme sesuai aturan yang berlaku. Tahap berikutnya, kata Roberth, akan dilakukan pengujian kualitas dan kuantitas produk BBM menggunakan surveyor independen yang telah disepakati bersama.
“Dengan semangat gotong royong, layanan energi diharapkan semakin merata, adil, dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Sementara empat badan usaha swasta lainnya hingga kini masih melakukan koordinasi internal sebelum mengambil keputusan terkait pasokan BBM dari Pertamina.
BERITA TERKAIT: