"Ini adalah karya luar biasa anak bangsa yang membuktikan kita mampu membuat terobosan besar. Pertamina mampu menjadi pelopor di Asia Tenggara," jelas Komisaris Utama Pertamina Mochamad Iriawan dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi di Jakarta, Rabu, 13 Agustus 2025.
SAF berbahan baku minyak jelantah ini menjadi
milestone penting mendukung pengembangan energi hijau untuk mendorong percepatan ketahanan energi nasional.
Proses produksi SAF minyak jelantah dilakukan dengan katalis Merah Putih, yang juga merupakan hasil formulasi Pertamina bersama Institut Teknologi Bandung.
Produk SAF yang dihasilkan ini telah memenuhi standar internasional ASTM D1655 dan DefStan 91-091, menjadikan Pertamina SAF sebagai produk pertama di Asia Tenggara yang bersertifikat resmi.
Pertamina juga berhasil menginisiasi dan menjajaki seluruh ekosistem SAF yang telah tersertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) dari hulu hingga hilir.
Wakil Direktur Utama Pertamina Oki Muraza mengatakan, produksi SAF menunjukkan langkah penting dalam mendukung target dekarbonisasi global sekaligus komitmen nasional menuju NZE 2060.
“Pengembangan energi hijau tidak luput dari keberanian, prinsip, dan komitmen dari
working level hingga top manajemen bahwa kita sepakat dengan terobosan-terobosan yang strategis, sesuai perkembangan pasar, bisnis yang profitable dan berkelanjutan,” ujar Oki Muraza.
Sebagai kontribusi Pertamina pada HUT ke-80 RI, Pertamina telah menyiapkan sekitar 32 kilo liter Pertamina SAF berbahan baku minyak jelantah ini pada salah satu penerbangan Pelita Air pertengahan Agustus.
“Sebagai BUMN Energi, Pertamina memiliki posisi strategis sebagai penjaga ketahanan energi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” tambah Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
BERITA TERKAIT: