Melalui strategi pengembangan jangka panjang, PGN terus menjawab tantangan
mismatch antara lokasi pasokan dan permintaan gas bumi, khususnya di wilayah dengan kebutuhan tinggi seperti Sumatera dan Jawa bagian barat.
Direktur Utama PGN, Arief S Handoko mengungkap permintaan gas bumi di wilayah Sumatera dan Jawa bagian barat cukup tinggi namun tidak dibarengi dengan infrastruktur memadai.
"Sementara itu, pasokan gas justru berlebih di wilayah Jawa Timur," ujar Arief dalam keterangannya, Selasa, 22 Juli 2025.
Untuk mengatasi masalah ini, PGN berupaya memenuhi sebagian permintaan gas melalui pemanfaatan LNG sebagai alternatif pasokan. Arief juga menekankan pentingnya keberlanjutan pasokan LNG domestik agar dioptimalkan memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Tantangan selanjutnya adalah bagaimana PGN dapat memperoleh pasokan LNG secara kontinu dan sustain, dengan harga yang tetap kompetitif bagi pelanggan,” tambah Arief.
Saat ini, PGN tengah mengembangkan berbagai proyek strategis infrastruktur gas pipa dan LNG, antara lain pembangunan Pipa Tegal-Cilacap, Terminal LNG Arun, serta melakukan Revitalisasi FSRU dan tangki penyimpanan.
PGN mencanangkan alokasi investasi sebesar 67 persen dari total capex sebagai bentuk komitmen dalam memperkuat infrastruktur gas bumi.
Arief berujar, terdapat empat faktor utama yang dapat menjelaskan kondisi gas nasional saat ini, yakni
availability atau ketersediaan pasokan dari hulu,
accessibility atau infrastruktur memadai,
affordability atau daya beli pelanggan, dan
sustainability atau keberlanjutan.
“Dengan dukungan pemerintah, PGN siap menjangkau penyaluran energi bersih ke seluruh wilayah Indonesia,” pungkas Arief.
BERITA TERKAIT: