Saham Tesla Melesat Setelah Uji Coba Taksi Tanpa Sopir di AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 24 Juni 2025, 13:27 WIB
Saham Tesla Melesat Setelah Uji Coba Taksi Tanpa Sopir di AS
Ilustrasi/Net
rmol news logo Saham Tesla melonjak lebih dari 9 persen pada Senin, 22 Juni 2025, setelah perusahaan milik Elon Musk itu mulai menguji coba layanan taksi tanpa sopir (robotaxi) di Amerika Serikat (AS).

Uji coba dilakukan di kota Austin, Texas, pada Minggu, dengan mengoperasikan sejumlah mobil listrik yang bisa berjalan sendiri tanpa pengemudi manusia. Ini adalah pertama kalinya Tesla mengangkut penumpang berbayar menggunakan kendaraan otonom. 

Dikutip dari Reuters, biaya per perjalanan ditetapkan sebesar 4,20 Dolar AS, atau sekitar Rp69 ribu, dan hanya berlaku di zona tertentu.

Uji coba ini dianggap penting karena Musk kini lebih fokus pada pengembangan mobil dan robot yang bisa menyetir sendiri, dibandingkan rencana awalnya untuk menguasai pasar massal kendaraan listrik. Hal ini terjadi di saat Tesla mulai menghadapi tekanan dari persaingan ketat dengan produsen mobil China dan penurunan minat pada model-model lamanya.

Tesla menyampaikan kepada regulator transportasi AS bahwa informasi mengenai keamanan robotaxi bersifat rahasia perusahaan dan tidak boleh dipublikasikan. Hal ini disampaikan setelah pemerintah AS mempertanyakan kemampuan robotaxi dalam menghadapi kondisi cuaca buruk dan beberapa isu lainnya.

Analis dari Wedbush Securities, Dan Ives, yang mencoba layanan robotaxi ini, menyebut pengalamannya nyaman, aman, dan terasa personal.

“Mobil sempat melewati jalan sempit yang menanjak, di mana mobil-mobil parkir di kedua sisi jalan dan lalu lintas dari arah berlawanan tetap berjalan. Bahkan ada orang yang membuka pintu mobil ke jalan. Tapi robotaxi Tesla bermanuver dengan sangat hati-hati dan aman,” ujarnya.

Meski dikendalikan teknologi, uji coba ini tetap diawasi ketat. Sekitar 10 kendaraan digunakan, dan di setiap mobil ada seseorang di kursi depan yang bertugas sebagai "pemantau keselamatan".

Menurut para ahli industri otomotif, ini adalah langkah awal dari proses panjang yang kemungkinan memakan waktu bertahun-tahun sebelum layanan ini benar-benar bisa digunakan secara luas.

Jika kenaikan harga saham Tesla ini bertahan, perusahaan berpotensi menambah nilai pasar sekitar 100 miliar Dolar AS (setara Rp1.650 triliun), dari total kapitalisasi pasar saat ini yang mendekati 1 triliun Dolar AS.

Namun, ecara keseluruhan, saham Tesla masih turun sekitar 12 persen sepanjang tahun 2025. Ini disebabkan kekhawatiran soal penurunan permintaan dan citra perusahaan yang terdampak oleh dukungan politik Elon Musk terhadap sayap kanan di Eropa dan Presiden AS Donald Trump.

Sebagai perbandingan, saham Tesla saat ini diperdagangkan hampir 149 kali dari estimasi pendapatan masa depan, jauh lebih tinggi dibandingkan Ford (9,3 kali) dan bahkan perusahaan teknologi besar seperti Microsoft (31,6 kali). rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA