Dosen Departemen Ekonomi Universitas Andalas Prof. Syafruddin Karimi menegaskan presiden dan tim ekonominya harus mempersiapkan langkah darurat menghadapi lonjakan harga minyak dunia.
"Ketergantungan Indonesia pada impor energi akan menjadi beban fiskal besar jika harga minyak menembus 100 USD per barel," kata Prof. Syafruddin Karimi kepada wartawan, Minggu, 22 Juni 2025.
Selain itu, ia juga meminta kepada pemerintah dan elite ekonomi negara untuk menunda revisi kebijakan subsidi energi hanya akan memperparah defisit APBN.
Kemudian, lanjut dia, Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan harus memperkuat koordinasi stabilisasi rupiah.
"Potensi
capital outflow akibat gejolak global bisa menekan nilai tukar dan mengerek inflasi. Intervensi moneter harus disertai penajaman komunikasi kebijakan agar pasar tetap tenang," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: