Berdasarkan data dari CoinMarketCap, Bitcoin turun 0,2 persen ke kisaran 105.145 Dolar AS atau sekitar Rp1,71 miliar pada pukul 12.10 WIB. Akhir pekan lalu, harga Bitcoin sempat jatuh hingga 103.000 Dolar AS, dan hingga kini masih tertekan.
Penyebab utamanya adalah melemahnya minat investor terhadap aset berisiko seperti kripto, karena situasi geopolitik yang memanas. Konflik Israel-Iran telah memasuki hari keenam pada Rabu, dan perhatian pasar kini tertuju pada kemungkinan Amerika Serikat ikut menyerang Iran secara langsung.
Laporan menyebutkan bahwa AS mengirim lebih banyak jet tempur ke Timur Tengah, sementara Presiden Trump mempertimbangkan kemungkinan serangan langsung ke Teheran. Trump juga terus mendesak agar Iran menyerah sepenuhnya.
Walaupun pasar kripto tidak selalu langsung terpengaruh oleh konflik geopolitik, sifat pasar yang sangat spekulatif membuatnya sensitif terhadap perubahan sentimen. Akibatnya, sejak Jumat lalu, harga kripto terus bergerak melemah.
Selain itu, keputusan The Fed untuk menahan suku bunga di level 4,25-4,5 persen juga menambah tekanan ke pasar kripto.
Faktor lain yang turut berpengaruh adalah disahkannya Undang-Undang GENIUS oleh Senat AS pada Selasa. UU ini mengatur soal stablecoin, termasuk keharusan memiliki cadangan dana dan transparansi laporan keuangan.
Meskipun demikian, undang-undang ini belum memberikan dampak signifikan ke pasar kripto karena belum membawa perubahan langsung dalam jangka pendek.
BERITA TERKAIT: