Fokus utama mencakup energi terbarukan, penangkapan karbon, dan kendaraan listrik seiring dorongan global menuju dekarbonisasi.
CEO Banpu, Sinon Vongkusolkit, menegaskan strategi Energy Symphonics akan menjadikan perusahaan sebagai pemain utama dalam energi berkelanjutan.
"Kami yakin strategi Energy Symphonics akan menjadikan Banpu sebagai pemain utama dalam meningkatkan keamanan energi, mendorong masa depan rendah karbon, dan memberikan nilai berkelanjutan bagi pemegang saham," kata Sinon dalam konferensi pers baru-baru ini, seperti dikutip dari
Nikkei Asia, Selasa 18 Maret 2025.
Banpu didirikan pada 1983 sebagai kontraktor swasta untuk tambang batu bara di Thailand utara. Kini, operasinya telah berkembang ke sekitar 10 negara, termasuk AS, China, dan Indonesia.
"Banpu bertanggung jawab untuk menemukan solusi yang menyeimbangkan permintaan energi dengan produksi yang stabil dan keberlanjutan," kata Sinon dalam konferensi pers.
Ia juga menegaskan bahwa upaya dekarbonisasi akan terus berlanjut secara global, meskipun AS mengurangi dukungan di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
Saat ini, Banpu sudah mengoperasikan layanan taksi tuk-tuk listrik di Thailand yang digunakan oleh hampir 17.000 orang per hari. Thailand sendiri menargetkan netral karbon pada 2050, sejalan dengan komitmen Banpu untuk nol emisi gas rumah kaca di tahun yang sama.
Sementara itu, pesaing Banpu juga beralih ke energi hijau. Fortescue Metals Group misalnya, menginvestasikan 35 juta Dolar AS di pabrik energi hijau di AS, sementara Rio Tinto mengakuisisi produsen lithium, Arcadium Lithium.
BERITA TERKAIT: