Menyambut peluncuran ini, Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menekankan pentingnya menunjuk orang-orang profesional di internal Danantara agar mampu menjalankan fungsinya secara optimal.
Menurut Wijayanto, mekanisme internal harus diperkuat dengan memastikan posisi strategis seperti Pengawas, Komisaris, Komite Audit, dan Internal Audit diisi oleh individu profesional, berintegritas, serta bebas dari kepentingan politik.
"Mereka harus diposisikan sebagai partner setara, bukan sekadar pelengkap," ujarnya kepada RMOL.
Ia juga menegaskan bahwa sistem berbasis meritokrasi harus diterapkan dalam memilih sumber daya manusia terbaik yang akan menjalankan organisasi.
"Manfaatkan Indonesia yang luas yang penuh dengan sosok kredibel, profesional, dan berintegritas, sebagai sumber kader; Jika perlu, rekrut expat terbaik untuk ikut memajukan Danantara/BUMN," tambahnya.
Dalam hal ini, Wijayanto menolak praktik nepotisme dan politisasi dalam penempatan jabatan strategis di BUMN.
"Koncoisme dan nepotisme, apalagi Timses-isme, haram diterapkan," tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa keberadaan Danantara sebagai holding BUMN merupakan langkah besar yang harus dikelola dengan hati-hati.
"BUMN-BUMN adalah telur-telur emas yang kepadanya masa depan rakyat digantungkan. Pemerintah telah memutuskan untuk menempatkan telur tersebut dalam satu keranjang bernama Danantara. Keranjang ini perlu kita jaga bersama, jika ia jebol dan tumpah maka jebol dan tumpah pula nasib 287 juta rakyat Indonesia,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: