Mengutip laporan Kementerian Ketenagakerjaan, Mantan Menteri Keuangan, Bambang PS Brodjonegoro mengatakan bahwa PHK yang terjadi di industri pengolahan dialami oleh lebih dari 28.000 pekerja.
"Industri pengolahan menjadi sektor penyumbang terbesar PHK lebih dari 28.000 pekerja yang kehilangan pekerjaan. Terutama, sektor tekstil dan garmen," kata Bambang dalam paparan Tantangan Ekonomi dan Bisnis 2025, dikutip Selasa 31 Desember 2024.
Menurutnya, meningkatnya jumlah PHK di sektor tersebut terjadi karena menurunnya permintaan global dan gangguan pada rantai pasokan.
"Banyak pabrik di Jawa Barat terpaksa tutup atau mengurangi jumlah karyawan untuk tetap bertahan di tengah ketatnya persaingan," jelasnya.
Selain sektor pengolahan, sektor jasa, kata Bambang juga turut merasakan dampak, dengan lebih dari 15.000 pekerja terkena PHK.
"Sektor ini mencakup berbagai layanan, mulai dari perhotelan hingga layanan kesehatan, yang terdampak perubahan pola konsumsi masyarakat pasca-pandemi," tuturnya.
Selanjutnya, sektor ritel dan perdagangan bebas dilaporkan juga ikut merasakan dampak pemecatan massal ini dengan angka PHK sebesar 8.000 pekerja terdampak.
BERITA TERKAIT: