Langkah ini diambil setelah perusahaan multinasional asal Amerika Serikat tersebut gagal mencapai target laba.
Dikutip dari
Bloomberg Rabu 4 Desember 2024, pemangkasan ini mencakup sekitar 5 persen dari total 164.000 tenaga kerja global Cargill.
"Mayoritas pengurangan ini akan terjadi tahun ini," kata CEO Cargill, Brian Sikes, dalam sebuah memo internal.
Sikes menjelaskan bahwa langkah tersebut bertujuan menyederhanakan struktur organisasi perusahaan.
"Kami akan menghilangkan lapisan, memperluas cakupan dan tanggung jawab manajer, serta mengurangi duplikasi pekerjaan," ujarnya.
Tekanan laba tidak hanya dialami Cargill. Kompetitor lain seperti Bunge Global SA dan Archer-Daniels-Midland Co juga menghadapi situasi serupa. Melimpahnya hasil panen jagung dan kedelai telah menekan harga komoditas tersebut.
Namun, bagi Cargill situasi semakin sulit dengan menurunnya populasi ternak sapi di AS ke level terendah dalam tujuh dekade terakhir. Kondisi ini menghambat upaya perusahaan yang telah menggelontorkan dana besar untuk mengembangkan bisnis daging sapi.
Selama periode Juni 2023 hingga Mei 2024, laba Cargill turun menjadi 2,48 miliar Dolar AS angka terendah sejak tahun fiskal 2015-2016.
BERITA TERKAIT: