Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporannya mencatat bahwa deflasi ini merupakan deflasi ketiga di 2024, dan lebih dalam dibandingkan Juni 2024 yang minus 0,08 persen.
"Ini deflaso ketiga pada 2024," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Kamis (1/8).
Sedangkan secara tahunan, BPS mencatat inflasi 2,13 persen (yoy).
Adapun deflasi pada bulan ini ditopang oleh penurunan harga bahan pangan atau bergejolak seperti bawang merah, cabai merah, tomat, daging ayam ras, bawang putih dan telur ayam ras.
Kelompok penyumbang deflasi terbesar adalah makanan, minuman, tembakau sebesar 0,97 persen dengan andil 0,28 persen. Sedangkan yang menyumbang inflasi yaitu cabai rawit dan beras dengan andil masing-masing 0,04 persen.
"Barang andil inflasi lain adalah emas, perhiasan, kopi bubuk, kentang, sigaret kretek mesin dan tangan dengan andil inflasi masing-masing 0,01 persen," kata Amalia.
Sementara itu, kelompok Pendidikan dilaporkan mengalami inflasi sebesar 0,69 persen dengan andil inflasi tahunan 0,04 persen. Hal ini kata Amalia, terjadi karena adanya kenaikan biaya sekolah.
"Andil ke inflasi adalah biaya sekolah dasar, SMP, SMA," jelasnya.
BERITA TERKAIT: