Namun, kenaikan harga domestik yang besar dan kurang aktifnya pasar ekspor global telah berpengaruh pada jumlah ekspor jahe.
Data Bea Cukai China melaporkan, ekspor jahe mencatat penurunan volume yang signifikan sebesar 45,28 persen dari bulan Januari hingga Juli 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kami menerapkan kehati-hatian dengan stok jahe kami,” kata Yao Changfeng, General Manager Oneday One Group Yantai, seperti dikutip dari Fresh Plaza, Senin (16/10).
“Dalam pandangan saya, tingginya harga saat ini tidak didukung oleh kuatnya permintaan; hal ini hanya mengikuti momentum kenaikan harga sebelumnya yang didorong oleh ketidakseimbangan pasokan dan permintaan," ujarnya.
"Jahe yang saat ini diperdagangkan di pasar sebagian besar merupakan stok tahun lalu. Sedangkan tahun ini tanaman jahe baru memasuki pasar, diharapkan pada bulan November, kami mengantisipasi koreksi harga jahe," lanjut Yao.
Menurutnya, meningkatnya harga jahe menarik banyak spekulator yang ingin mengambil keuntungan dari jual beli komoditas tersebut.
“Ada terlalu banyak orang yang mencoba mendapatkan bagian dari produk ini, dan banyak dari mereka tidak memiliki keahlian dalam penilaian kualitas dan praktik penyimpanan yang tepat,” kata Yao.
BERITA TERKAIT: