Namun, Chairman dan Founder PT Jababeka Tbk Setyono Djuandi Darmono mengatakan, melalui anak perusahaannya, PT Banten West Java Tourism Development, selaku pengelola kawasan wisata Tanjung Lesung, tetap optimistis dengan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.
“Bencana tsunami kemarin tidak terduga. Banyak kerusakan yang dialami di KEK Tanjung Lesung dan banyak korban tewas. Atas kejadian ini Jababeka menyatakan prihatin dan siap bekerja sama dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat utnuk melakukan evakuasi dan rehabilitasi kawasan,†kata Darmono saat menggelar konferensi pers penggalangan dana bersama Yayasan Tidar Heritage Foundation dan PATA Indonesia di Menara Jakarta, Senin (24/12).
Darmono berharap hotel bisa beroperasi lagi pada 1 Januari karena sudah banyak dibooking pengunjung. Sarana yang mengalami kerusakan segera diperbaiki dan yang masih bisa digunakan maka bisa segera digunakan.
Kawasan Tanjung Lesung, Banten, ujar Darmono adalah halaman dari Jakarta. Namun sayangnya saat ini pembangunan di sepanjang pantai selatan dan barat Banten kurang maksimal dan akibatnya pergerakan roda perekonomian di Banten Selatan tidak sebagus kawasan Banten yang cukup maju kaya, seperti Tangerang, Tangerang Selatan, Serang dan Pandeglang.
“Ketimpangangannya sangat jauh. Sehingga berawal dari situ pemerintah mencari pengembang yang bisa membangun Banten Selatan hingga ke wilayah Malingping. Kawasan Tanjung Lesung dipilih jadi pemicu penggerak ekonomi Banten Selatan,†jelas Chairman dan Founder PT Jababeka Tbk ini.
Menurut Darmono, sebagai tindak lanjut dari penetapan KEK Tanjung Lesung, maka perlu dibangun jalan yang bagus di sepanjang pantai selatan, ditambah dengan adanya terobosan jalan tol, jalur kereta api dan bandar udara. Sehingga ke depan nanti, kawasan Tanjung Lesung bisa menampung wisatawan mancanegara yang tertarik dengan Krakatau.
“Hal inilah yang menjadikan project Tanjung Lesung penting bagi pembangunan Banten Selatan,†ujarnya.
[yls]