Percepat Rekonstruksi, 96 Insinyur Muda Tambahan Dikirim Ke NTB

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 13 November 2018, 21:30 WIB
Percepat Rekonstruksi, 96 Insinyur Muda Tambahan Dikirim Ke NTB
Pelepasan insinyur muda/Net
rmol news logo Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengawal pembangunan rumah warga di Nusa Tenggara Barat (NTB) agar sesuai dengan kaidah rumah tahan gempa.

Salah satunya, dengan memberangkan 96 insinyur muda ke NTB. Mereka diberangkatkan melalui Lapangan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (13/11).

Pengiriman ini menambah jumlah insinyur muda di NTB. Sebelumnya Kementerian PUPR telah mengirimkan 400 insinyur muda secara bertahap, yakni  178 orang dari Lanud Husein Sastranegara, Bandung pada Kamis (30/8) dan 222 orang dari Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta pada Jumat (31/8).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pengiriman tambahan tenaga insinyur muda CPNS PUPR tersebut bertujuan untuk membantu percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah korban gempa di Provinsi NTB. Termasuk, mendorong pemulihan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di NTB.

“Angkatan ketiga ini berjumlah 96 orang terdiri atas 57 perempuan dan 39 laki-laki. Dikirim untuk memperkuat dan mempercepat pembangunan rumah tahan gempa, baik RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat ), RIKA (Rumah Instan Kayu), maupun RIKO (Rumah Instan Konvensional),” kata Menteri Basuki saat melepas mereka.

Dia berpesan kepada para insinyur muda PUPR agar dapat menjaga komunikasi dan kerja sama yang baik dengan masyarakat.

“Selalu jaga kredibilitas dan integritas Kementerian PUPR dalam mendampingi masyarakat. Selain itu, juga harus menjaga sopan santun dan selalu kompak,” pesannya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga menjelaskan bahwa dari sekitar 75.000 rumah warga yang telah teridentifikasi rusak berat, sebanyak 40 persen atau 30.000 unit dipilih warga menggunakan teknologi RISHA.

“Jika kita harus selesaikan 30.000 dalam waktu 6 bulan, berati dalam 1 bulan harus siap sekitar 5 ribu, artinya dalam 1 hari dibutuhkan 100 hingga 200 unit. Sementara produksi materialnya saat ini baru bisa mencukupi sekitar 30 hingga 40 per hari. Untuk itu, perlu peningkatan produksi yang melibatkan BUMN dan UMKM,” tukasnya. [ian]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA