Kesusahan itu diterima oleh para pengusaha UKM. Pasalnya, panitia pelaksana (EO) Asian Games 2018 di GBK, Jakarta melakukan pembatalan sepihak atas
booth yang mereka sewa.
Informasi yang terima dari salah seorang pelaku UKM, mengatakan bahwa mereka membayar
booth sebesar Rp 9 juta ditambah biaya listrik Rp 1,1 juta di Pintu 1 GBK. Mereka telah melakukan
technical meeting 2 hari sebelumnya.
Pihak EO yang telah mengizinkan para pengusaha UKM untuk
loading barang pada jam yang telah ditentukan, yakni pukul 22.00 WIB. Namun, oleh pihak EO diundur menjadi pukul 00.00 WIB.
Salah seorang pengusaha UKM, Riskha Melinda, dalam akun
Facebook-nya bercerita bahwa pihak EO menginformasikan pihak Satpol PP DKI Jakarta tak mengizinkan penyelenggaraan festival kuliner tersebut.
"Sangat aneh memang kenapa event sebesar ini bisa dipatahkan dan digagalkan oleh sekelas Satpol PP. Bagaimana kewenangan yang seharusnya? Kami UKM bukan Pedagang Kaki Lima," kata dia di akun
Facebook-nya.
Dia menegaskan, ada 160 pengusaha UKM sangat mengharapkan dan berantusias dengan event besar seperti Asian Games ini. Event yang di gadang-gadang bisa menghadirkan ribuan orang bahkan dikunjungi warga asing se-Asia.
"Akan tetapi apa daya event ini tidak dapat dilaksanakan kerugian yang kami tanggung juga cukup besar terutama kami dari bidang kuliner. Saya pribadi menyiapkan 1.000 porsi untuk event ini," sergahnya.
Ia juga bercerita, ada teman UKM dari Medan yang membawa durian setengah ton dan akhirnya busuk karena jadwal yang seharusnya ditetapkan untuk
loading barang dan perapihan
booth,
freezer dan lain-lain tidak diperkenankan.
"Ada juga yang dari Lampung, Solo, Bali yang sudah membawa barang dengan truk akhirnya terbengkalai sampai di Jakarta, sudah
booking hotel untuk penginapan selama event ini berlangsung," tukasnya.
[jto]