BBM Mahal, Solar Dari Kemiri Sunan Bisa Dijadikan Solusi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 10 April 2018, 13:37 WIB
BBM Mahal, Solar Dari Kemiri Sunan Bisa Dijadikan Solusi
Foto: Dok
rmol news logo Kementerian pertanian sudah memulai mengembangkan biodiesel dari bahan baku kemiri Sunan.

Anggota komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin optimistis bila pemerintah serius mengembangkan energi terbarukan dari kemiri Sunan, maka dalam waktu ke depannya, persoalan mahalnya BBM yang dikeluhkan masyarakat dapat teratasi.

"Dari 14 juta hektare lahan tidur, selain untuk peningkatan tanaman pangan, masih sangat leluasa bila pemerintah membangun industri energi terbarukan dari tanaman kemiri sunan ini," ujar Akmal melalui rilis tertulisnya, Selasa (10/4).

Diakuinya memang upaya pengembangan solar dari tanaman ini tidak mudah bila hanya satu atau dua institusi saja yang bersemangat. "Perlu dukungan pimpinan nasional untuk mengkoordinir keseriusan pengembangan biodiesel ini untuk masa-masa yang akan datang," tegasnya.

Politisi PKS ini menjelaskan, kemiri Sunan sangat potensial bila saat ini dikembangkan. Terlebih di tengah kondisi perekonomian yang memicu biaya tinggi, salah satu sumbernya berasal dari tingginya harga BBM.  

Sejauh ini pemerintah sudah mengembangkan kemiri sunan di beberapa wilayah untuk ditanam. Namun keseriusan pengembangannya, hanya berasal dari sebagian kecil institusi pemerintah dan individu-individu pejabat di beberapa kementerian. Sehingga untuk menjadi kebijakan yang besar, sepertinya perlu waktu yang relatif lama.

Legislator dari Sulawesi Selatan II ini mengaku pernah ditunjukkan oleh peneliti dari Kementan bahwa solar dari bahan dasar kemiri Sunan tidak ada asap sama sekali. Hasil uji di beberapa kendaraan bermesin diesel, yang 100 persen memakai BBM nabati ini menunjukan konsumsi pada mesin diesel 2.500 cc sebesar 18-22 km/liter.

"Solar dari kemiri sunan ini sangat mengagumkan. Semoga pemerintah di waktu yang akan datang serius mengembangkannya," pintanya.

Akmal yang juga lulusan IPB ini juga menerangkan bahwa biodiesel ini lebih menjanjikan daripada tenaga surya yang seolah tiada habisnya.

"Teknologi surya yang kita miliki sangat terbatas. Belum lagi cuaca mendung dan hujan di negara Indonesia relatif tinggi," imbuhnya.

Ia sekali lagi berharap negara ini dapat serius mengembangkan biodiesel yang tujuan akhirnya mengkondisikan ekonomi biaya rendah untuk berbagai keperluan masyarakat. "Bila Presiden atau Wapres yang langsung memimpin pengembangan biodiesel ini, saya yakin kedepannya negara ini tidak direpotkan oleh masalah BBM," tutup Akmal.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA