Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Luar Negeri KeÂmenterian Perdagangan (KeÂmendag) Oke Nurwan mengataÂkan, Menko Kemaritiman Luhut B Panjaitan akan memimpin diplomasi dengan Eropa. "Ada rencana melakukan diplomasi yang dipimpin oleh Pak Luhut nanti ke Eropa. Dan, kami menyusun materi apa yang harus disiapkan," ujar Oke saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang KemaritiÂman, Jakarta, kemarin.
Menurut Oke, rencana pengÂhapusan CPO untuk bahan dasar biodiesel pada 2021 mendatang memberikan dampak buruk bagi citra minyak sawit IndoneÂsia. Apalagi, mereka menuding CPO kita sebagai salah satu penyebab kerusakan alam atau deforestasi.
"Karena alasan deforestasi seÂolah-olah sawit itu jeleklah. Jadi dampaknya sekarang negatif terhadap sawit sudah tambah tinggi, diplomasi yang harus kami lakukan," tambah Oke.
Dengan adanya diplomasi tersebut, diharapkan rencana penghapusan CPO untuk baÂhan dasar biodiesel dapat dibatalkan oleh Eropa. Ekspor CPO pun tidak terganggu.
Untuk diketahui, Parlemen Uni Eropa telah mengesahkan rancanÂgan proposal untuk menghapus minyak kelapa sawit sebagai bahan dasar biodiesel pada 2021 dan minyak nabati pada 2030.
Hemat Rp 14 TDi tempat terpisah, DirekÂtur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) Dono Boestami mengatakan, dengan adanya skema insentif biodiesel, peÂmerintah mampu menghemat devisa sekitar Rp 14,83 triliun per tahun. Penghematan devisa tersebut, disebabkan Indonesia tidak perlu melakukan impor soÂlar sebanyak tiga juta kiloliter.
"Penghematan dana tersebut digunakan untuk perluasan berÂbagai macam program pemerÂintah termasuk penanggulangan kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan," kata Dono.
Tercatat, penyaluran biodiesel dengan menggunakan skema BPDP-KS mengalami peningÂkatan. Pada saat menggunakan skema APBN, penyaluran bioÂfuel sebanyak 1,84 juta kiloliter. Setelah menggunakan skema BPDP-KS, penyaluran pada 2015 sebanyak 0,56 juta kiloliÂter, 2016 sebanyak 2,7 juta kiloÂliter, dan pada 2018 sebanyak 2,28 juta kiloliter.
Dana dari program insentif biodiesel tersebut berasal dari pungutan yang dikelola oleh BPDP-KS. Pungutan tersebut berasal dari perusahaan yang melakukan ekspor produk kelaÂpa sawit dan turunannya. Dana tersebut dipergunakan kembali oleh BPDP-KS untuk pengemÂbangan industri sawit termasuk di dalamnya biodiesel.
Program insentif biodiesel tersebut juga menaikkan harga CPO dan Tandan Buah Segar (TBS). Ujungnya, petani dan industri untung. ***
BERITA TERKAIT: