Trump mengumumkan, AS akan memberlakukan tarif impor baja 25 persen dan aluminium 10 persen dari seluruh dunia pada pekan lalu. Rencananya, tarif ini akan mulai diberlakukan pada awal pekan ini.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, pemerÂintah harus mengantisipasi ancaÂman serbuan baja China. Dengan AS memberlakukan bea masuk yang tinggi, produsen baja China akan mencari pasar-pasar baru untuk menampung barang, salah satunya pasar Asia Tenggara. Indonesia salah satunya.
"Jika dibiarkan, baja impor akan banjiri dalam negeri," ujarnya kepada
Rakyat MerdeÂka, kemarin.
Saat ini saja, kata dia, industri baja sedang kembang kempis. Sudah lima tahun lalu produksi baja global oversuplay. AkiÂbatnya, banyak produk impor yang masuk ke Indonesia dan harganya jatuh.
Nah, biar industri baja lokal tidak makin hancur, Hariyadi meminta pemerintah memperÂketat masuknya baja impor. Sebab, produksi baja nasional juga sudah mulai membaik. "Jika langsung diserbu produk impor lagi bisa makin habis," ujarnya.
Hal senada dikatakan oleh Ketua Cluster Flat Product Asosiasi Besi dan Baja IndoneÂsia (IISIA) Purwono Widodo. Menurutnya, pabrikan baja dalam negeri mengkhawatirkan impor baja dari China akan berÂtambah seiring dengan kebijakan AS mengenakan bea masuk impor baja
"Dikhawatirkan alokasi ekÂspor China yang tadinya dijual ke pasar AS akan dialihkan ke pasar Asean, termasuk IndoneÂsia," kata Purwono.
Purwono menuturkan, saat ini ekspor baja China ke IndoneÂsia dirasakan menurun karena alokasi ekspor dipotong untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain itu, penutupan pabrik-pabrik baja di China yang tidak ramah lingkungan juga ikut mempengaruhi penurunan alokasi ekspor.
Sebelumnya, Trump optimisÂtis, kebijakan tarif impor ini akan melindungi industri dalam negeri. "Kami akan membanÂgun industri baja dan industri aluminium kembali ke dalam negeri," ujar Trump dilansir Reuters, Jumat (2/3)
Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan, kebijakan tarif impor baja dan alumunium secara resmi akan diumumkan pada pekan ini. Saat ini Pemerintah Amerika sedang menyelesaikan rincian tarif imÂpor tersebut.
Wakil Ketua Asosiasi Industri Besi dan Baja China Li XinchÂuang mengatakan, produsen sangat marah dengan kebijakan bea masuk baja yang ditetapkan oleh AS. Kebijakan tarif impor tersebut adalah kebijakan proÂteksionisme yang bodoh.
"Ini hanya akan membuat AS semakin lemah, bukanÂnya semakin kuat. Kebijakan overproteksionisme AS hanya akan membuat biaya konsumen meningkat," ujarnya.
Setelah pengumuman Trump, saham sejumlah produsen baja meningkat. Saham AK Steel Holding naik 10 persen, AS Steel Corp naik di atas 5 persen, dan Nucor naik 3,2 persen. Sebaliknya, saham perusahaan konsumen baja justru menurun seperti Ford Motor Co yang turun lebih dari 3 persen, dan General Motors Co turun hampir 4 persen. ***
BERITA TERKAIT: