Bos IMF: Waspadai Policy Ekonomi AS

Bertemu Jokowi Di Istana

Selasa, 27 Februari 2018, 11:22 WIB
Bos IMF: Waspadai Policy Ekonomi AS
Foto/Net
rmol news logo Presiden Jokowi, kemarin, menerima delegasi dari Dana Moneter Internasional (IMF) di Istana Merdeka Jakarta. Mereka yakni Managing Director IMF Christine Lagarde, Director Asia Pacific Department IMF Changyong Rhee, Director Com­munication Department IMF Gerard Thomas Rice, Secretary of the IMF Jianhai Lin, Senior Resident Representative for Indonesia John G Nelmes, dan Division Chief for Indonesia and Asia Pacific Department IMF Luis EBreuer.

Sementara itu, Presiden di­dampingi Menteri Koordina­tor Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, dan Gubernur BI Agus Martowar­dojo. Pertemuan tersebut ber­langsung tertutup.

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pertemuan Presiden dengan delegasi IMF membahas banyak hal mulai dari rencana pertemuan annual meeting di Bali pada Oktober mendantang hingga perkembangan perekonomian dunia.

"Presiden menyampaikan bahwa kita sudah siap. Pak Luhut juga tadi menyampaikan persiapan-persiapan dan ini terus dilakukan. Dari IMF sudah disampaikan keputusan bahwa tahun ini annual meeting di Bali sudah firm sehingga saat ini sudah terjadi booking dari berbagai penerbangan ke Bali untuk bulan Oktober," ungkap Ani-panggilan akrab Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin.

Soal kondisi ekonomi dunia, Ani menjelaskan, Christine Lagarde menyampaikan menge­nai kondisi ekonomi dunia tahun ini dan tahun depan relatif akan stabil dengan pertumbuhan seki­tar 3,9 persen. Ini akan memberi­kan cukup banyak kesempatan bagi negara-negara melakukan pemanfaatan dari momentum ekonomi dunia yang dianggap cukup baik.

Menurut Lagarde, pertumbuhan ekonomi AS akan menguat karena adanya policy dari fiskal dan kemungkinan agak dinetralisir kebijakan moneter. Namun ini sesuatu yang harus diwaspadai, karena di satu sisi AS akan menumbuh­kan ekonominya lebih tinggi. Tapi di sisi lain inflasinya akan meningkat, sehingga ini akan menimbulkan implikasi pada keseluruhan ekonomi dunia seperti inflasi global dan suku bunga di seluruh dunia.

Dalam pertemuan itu, lan­jut Ani, Lagarde memberikan apresiasi terhadap sejumlah ke­bijakan yang diambil pemerintah Indonesia.

"Beliau menyampaikan peng­hargaan ke Presiden karena sempat menyampaikan berba­gai hal mengenai reformasi terutama dari sisi investasi agar momentum pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang be­rasal dari investasi tetap bisa di­pacu. Seperti single submission, penyederhanaan peraturan," ungkapnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA