Sementara itu, Presiden diÂdampingi Menteri KoordinaÂtor Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, dan Gubernur BI Agus MartowarÂdojo. Pertemuan tersebut berÂlangsung tertutup.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pertemuan Presiden dengan delegasi IMF membahas banyak hal mulai dari rencana pertemuan annual meeting di Bali pada Oktober mendantang hingga perkembangan perekonomian dunia.
"Presiden menyampaikan bahwa kita sudah siap. Pak Luhut juga tadi menyampaikan persiapan-persiapan dan ini terus dilakukan. Dari IMF sudah disampaikan keputusan bahwa tahun ini annual meeting di Bali sudah firm sehingga saat ini sudah terjadi booking dari berbagai penerbangan ke Bali untuk bulan Oktober," ungkap Ani-panggilan akrab Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin.
Soal kondisi ekonomi dunia, Ani menjelaskan, Christine Lagarde menyampaikan mengeÂnai kondisi ekonomi dunia tahun ini dan tahun depan relatif akan stabil dengan pertumbuhan sekiÂtar 3,9 persen. Ini akan memberiÂkan cukup banyak kesempatan bagi negara-negara melakukan pemanfaatan dari momentum ekonomi dunia yang dianggap cukup baik.
Menurut Lagarde, pertumbuhan ekonomi AS akan menguat karena adanya policy dari fiskal dan kemungkinan agak dinetralisir kebijakan moneter. Namun ini sesuatu yang harus diwaspadai, karena di satu sisi AS akan menumbuhÂkan ekonominya lebih tinggi. Tapi di sisi lain inflasinya akan meningkat, sehingga ini akan menimbulkan implikasi pada keseluruhan ekonomi dunia seperti inflasi global dan suku bunga di seluruh dunia.
Dalam pertemuan itu, lanÂjut Ani, Lagarde memberikan apresiasi terhadap sejumlah keÂbijakan yang diambil pemerintah Indonesia.
"Beliau menyampaikan pengÂhargaan ke Presiden karena sempat menyampaikan berbaÂgai hal mengenai reformasi terutama dari sisi investasi agar momentum pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang beÂrasal dari investasi tetap bisa diÂpacu. Seperti single submission, penyederhanaan peraturan," ungkapnya. ***
BERITA TERKAIT: