Sebuah buku yang mengupas perjalanan bagaimana Telkom bisa go public padahal saat itu kondisi Indonesia menjelang krisis ekonomi.
Setyanto mengatakan, buku itu mengungkapkan pembelajaran yang bisa dipetik dalam mempersiapkan IPO sebuah perusahaan raksasa sebesar Telkom yang harus dilakukan di bawah tekanan kiri kanan. Apalagi saat itu tidak ada benchmark bagaimana sebuah perusahaan bisa dibuat go publik.
"Jadi, buku ini membawa cerita otodidak semua pihak untuk membawa perusahaan raksasa Indonesia Telkom mencatatkan sahamnya di bursa saham terbesar di dunia Wall Street (NYSE)," bebernya saat peluncuran buku di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis malam (15/2).
Setyanto menambahkan, buku yang ditulisnya berbeda dengan buku-buku yang membahas pasar modal pada umumnya. Uniknya, selain bercerita melalui fakta, data dan drama yang disusun berdasarkan kronologis juga dibumbui kisah lucu di tengahcerita menegangkan tim Telkom dalam mempersiapkan IPO.
Banyaknya untold story di balik IPO membuat buku tersebut makin enak untuk dibaca dan perlu kiranya menjadi pembelajaran bagi manajemen.
"Bagaimana tim yang berhari-hari tidak pulang karena mempersiapkan IPO. Juga banyak beberapa anggota tim seperti legal counsel yang terpaksa harus menginap di hotel berbulan-bulan untuk mengolah data, sampai ada yang alergi dengan bau hotel," papar Setyanto.
Dalam kesempatan itu, Direkrut Utama Telkom Alex J. Sinaga mengatakan, IPO yang dilakukan sejak 22 tahun lalu menjadi salah satu faktor pendukung Telkom untuk terus berkembang.
"IPO menjadi salah satu momentum penting yang tercatat dengan tinta emas dalam perjalanan sejarah Telkom," ujarnya.
Turut hadir dalam peluncuran buku antara lain Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, mantan Komisaris Telkom Tanri Abeng, Komisaris Independen Astra Internasional Sidharta Utama, dan jajaran direksi Telkom.
[wah]
BERITA TERKAIT: