Hal tersebut membawa persoalan pelik bagi industri ritel tanah air, karena daya beli lesu serta pergeseran belanja masyarakat tersebut membuat satu persatu ritel gulung tikar.
Menurut Guru Besar Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Ari Kuncoro, para pelaku ritel konvensional di Indonesia saat ini tidak siap menghadapi terhadap perubahan teknologi yang demikian cepat ini.
"Keahlian digital memang mutlak dimiliki untuk saat ini" kata Ari saat diskusi polemik SindoTriJaya, di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/10).
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Tutum Rahanta menilai, matinya perlahan bisnis ritel diakibtkan karena belum adanya aturan yang jelas dari pemerintah.
"Bisnis online di Indonesia jaman sekarang itu borderless, belum ada peraturan" kata Tutum.
Menurut Asprindo pergeseran ini bergerak semakin cepat, namun ia melihat tidak diiringi dengan antisipasi guna membendung hal ini.
"Sebetulnya hal ini tidak perlu ditakuti, jika regulasinya jelas" pungkasnya.
[mel]