Produksi Minyak Pertamina EP Masih Di Bawah Target

Jumat, 27 Oktober 2017, 08:41 WIB
Produksi Minyak Pertamina EP Masih Di Bawah Target
Foto/Net
rmol news logo Hingga pertengahan Oktober 2017 PT Pertamina EP hanya berhasil memproduksi minyak seki­tar 77.500 barel per hari (BOPD) dan gas 1.000 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Jumlah tersebut masih di bawah target Rencana Kerja dan Anggaran Pe­rusahaan (RKAP) 2017. Target produksi minyak Pertamina EP hingga akhir tahun ini mencapai lebih dari 80.000 BOPD.

Exploration & New Dis­covery Project Director Per­tamina EP
Achmad Alfian Husein mengatakan, realisasi target tahun ini sekitar 77.500-78.000 BOPD. Capaian produksi minyak tersebut memang lebih ren­dah dibandingkan dengan realisasi pada periode sama tahun sebelumnya.

"Meski demikian, kami memastikan penurunan produksi minyak Pertamina EP masih di bawah 5 persen dibandingkan dengan realisasi per Oktober 2016. Selain itu, tujuan kita bagaimana memproduksi secara proper (layak)," kata Alfian.

Dijelaskan Alfian, menu­runnya produksi minyak perseroan disebabkan sulit­nya mencari sumur-sumur baru dan mengangkat minyak. Karena itu, Pertamina EP terus melakukan eksplorasi sumur baru sehingga ke depan operasion­al perusahaan tetap berjalan lancar dan lebih efisien.

"Kita ada percepatan menghasilkan temuan eksplorasi di Bambu Besar, Karawang, dan Jati Asri, Subang, dari targetnya 2018 bisa dieksekusi pada semes­ter II/2017 untuk produksi nasional," ujarnya.

Anak perusahaan PT Pertamina (Persero) itu juga sudah memulai penge­boran sumur migas baru Tapen B2 yang berlokasi di Dusun Tapen, Kecama­tan Senori, Tuban, Jawa Timur.

Sumur Tapen B2 ini memiliki potensi migas yang cukup besar dan un­tuk memperoleh hasil yang sesuai harapan.

"Target dari pengeboran ini adalah produksi minyak sebesar 250 barel per hari (BPH) dan gas kurang lebih 0,5 juta kaki kubik per hari (MMSCFD)," ujar Alfian.

Direktur Utama Per­tamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan, dalam kondisi harga minyak dunia yang belum sepenuhnya membaik, pihaknya juga terus menekankan efisiensi guna menjaga kinerja pe­rusahaan. Misalnya mene­kan biaya-biaya yang tidak langsung berhubungan dengan produksi dievaluasi.

"Kami juga lakukan re­negosiasi dengan perusa­haan jasa migas supaya sama-sama bangkit dari kondisi saat ini. Efisiensi ke depan akan terus dilakukan supaya profit terjaga karena produksi belum tercapai," ujar Nanang. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA