Demikian penjelasan salah satu orator dari atas mobil komando saat aksi damai, teaterikal menyeret mobil tangki menuju Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (26/10).
"Betapa kejamnya Pertamina terhadap buruhnya yang telah berpuluh-puluh tahun mengabdi pada perusahaan. Mereka di PHK hanya melalui SMS," lantangnya.
Padahal, menurut dia, 1.095 orang buruh yang dipecat itu masing-masing memiliki tanggungan. Rata-rata mereka sudah berkeluarga dan memiliki anak. Untuk itu, diperkirakan ada sekira 8 ribu orang yang terdampak PHK dari Pertamina.
"Anak-anak mereka ingin sekolah yang layak. Ketika sakit, dia ingin berobat. Tapi kalau mereka dipecat, bagaimana memenuhinya? Itu yang kita perjuangkan," tegasnya.
Lebih lanjut pria berkulit gelap yang sekira berumur 40 tahun itu mengaku bahwa sebelumnya, sudah melapor ke Suku Dinas Tenaga Kerja.
"Suku dinas tenaga kerja sudah menetapkan 12 pelanggaran dari perusahaan Pertamina yang katanya perusahaan yang luar biasa. Lebih mirisnya kawan-kawan yang bekerja, kemudian terjadi kecelakaan, Pertamina tidak bertanggung jawab. Ini sangat miris. Perusaahan BUMN Pertamina ternyata semena-mena terhadap pekerjanya," pungkas pria berseragam biru khas supir mobil tangki Pertamina itu.
[wid]
BERITA TERKAIT: