Ketua Umum Dewan PimpiÂnan Pusat Asmindo Mugiyanto mengatakan, saat ini industri permebelan dan kerajinan menÂgalami dua tantangan besar. Pertama adalah masalah inovasi desain produk yang di pasarkan untuk pasar international.
"Inovasi dan kreasi menjadi kunci agar produk yang dihasilÂkan berkembang menyesuaikan selera pasar," ujarnya usai pelanÂtikan pengurus Asmindo baru di Jakarta, kemarin.
Tantangan kedua adalah soal kasus perdagangan kayu ilegal karena sangat mempengaruhi industri mebel karena terkait dengan pasokan bahan baku. Kedua tantangan ini, menurutÂnya, menjadi ujian tidak mudah bagi para pelaku industri mebel dan kerajinan kayu ini. Apalagi, saat ini kondisi industri mebel yang cenderung menurun meruÂjuk pada data tren penurunan nilai ekspor mebel.
Pada tahun ini, nilai ekspor mebel nasional hanya 1,3 milÂiar dolar AS. Jumlah itu lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian 2016 dan 2015, yang masing-masing sebesar 1,6 miliar dolar AS dan 1,93 miliar dolar AS. Adapun nilai ekspor mebel Vietnam Pada 2015 menÂcapai 6,9 miliar dolar AS dan Malaysia 2,4 miliar dolar AS.
"Tantangan-tantangan inilah yang akan dihadapi Asmindo. UnÂtuk itu, kami akan berkonsentrasi menggarap pasar mebel dalam negeri, selain tetap membidik peluang pasar ekspor," ujarnya.
Selama ini, kata Mugiyanto, Asmindo fokus ke ekspor, sehÂingga pasar lokal tanpa disadari justru dimasuki barang impor. Bagaimanapun, pasar mebel daÂlam negeri tetap besar. Apalagi dengan maraknya pembanguÂnan, baik apartemen, hotel, maupun bangunan perkantoran di sejumlah daerah. "Mereka pasti membutuhkan mebel," katanya.
Salah satu caranya adalah menjalin kerja sama dengan asosiasi di bidang konstruksi agar Asmindo bisa memasok kebutuhan mebel untuk aparteÂmen dan hotel. Untuk menarik minat pasar lokal, Asmindo akan mengembangkan desain mebel sesuai selera pasar.
Sementara terkait tantangan soal bahan baku, kata MugiyanÂto, Asmindo akan membenahi kelancaran pasokan bahan baku untuk meningkatkan daya saing produk. Selama ini, pasokan bahan baku menjadi salah satu kendala karena industri butuh waktu relatif lama untuk mendaÂpatkannya.
Asmindo akan berkoordiÂnasi dengan pemerintah agar membantu anggotanya yang belum bisa mengakses sertiÂfikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu. "Semua dilakukan untuk memperkuat industri mebel di dalam negeri agar menjadi tuan rumah di negerinya sendiri," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Mugiyanto juga melantik kepengurusan Asmindo periose 2017-2022 hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang digelar di Best Western Premier Solo,17 – 18 Mei 2017 lalu. Kepengurusan baru ini mengusung tema "29 Tahun, Dedikasi Asmindo untuk Negeri di Kancah Global".
"Pengukuhan juga akan diÂkuatkan dengan Rakernas DPP Asmindo 2017. Rakernas ini dilakukan untuk menyusun dan memutuskan program kerja DPP Asmindo periode 2017 – 2022," ucap Mugiyanto.
Dia menambahkan, Asmindo lahir untuk memajukan industri permebelan dan kerajinan di Indonesia. Organisasi ini terbukti mampu memberikan peran dan konstribusi menegakkan tonggak perekonomian nasional. ***
BERITA TERKAIT: