"Keluhan banyak konsumen, masih sulit isi ulang. Misalnya mau mengisi lewat minimarket, yang bisa melakukan top up masih minim. Ada juga yang tidak ada saldonya," kata Ketua Yayasan Layanan Konsumen InÂdonesia (YLKI) Tulus Abadi keÂpada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Selain masalah top up, lanjut Tulus, banyak perangkat elekÂtronik tol di gardu tidak memadai. Misalnya, kinerja mesin lemot, error atau rusak. Akibatnya, e-toll tidak efektif mengurai kemacetan.
Tulus menilai, sebenarnya upaya pemerintah mau menerapkan pembayaran tunai lewat
e-money sudah telat. Banyak negara sudah meninggalkannya dengan beralih ke teknologi yang lebih baik.
"Sekarang mayoritas beralih pakai
on board unit. Bahkan di banyak negara sudah menggunaÂkan handphone," ujarnya.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PekerÂjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry TZ mengatakan, pihaknya bersama Bank Indonesia (BI), PT Jasa Marga dan perbankan, terus mensosialisasikan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) tersebut.
"Pagi ini (kemarin-red) kami dengan Pak Gubernur BI dan Menteri PUPR
meeting, mengevaluasi capaian program elekÂtronifikasi 100 persen non tunai. Penetrasi sudah 88 persen secara nasional. Ini data 20 Oktober 2017. Posisi hari ini harusnya sudah lebih besar," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Herry menjelaskan, penerapan uang elektronik di berbagai ruas tol sudah hampir rampung. Misalnya di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) mencapai 92 persen. Disusul non Jabodetabek 79 persen, dan di luar Jawa 74 persen.
Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani juga terus memanÂtapkan persiapan elektronifikasi jalan tol dengan mengevaluasi di beberapa ruas tol. Terbukti, di beberapa ruas tol belum ideal jika diterapkan transaksi nontunai.
"Kami sadari bahwa saat ini masih masa transisi. Artinya, kelancaran dari transaksi belum ideal dan belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Karena masih banyak yang mungkin bertanya, ternyata banyak yang belum siap," ungkapnya.
Desi mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi secara berkala. Sebab, kecepatan transaksi ini akan berkurang drastis, yakni dua pertiga dari sebelumnya (menggunakan sistem tunai) yang akan menciptakan kelanÂcaran dan keoptimalan dalam transkasi.
"Dengan kartu kan tinggal tap saja dan tidak ada proses tranÂsaksi yang melibatkan 2 orang," katanya.
Dia juga meminta masyarakat untuk mengubah gaya dan keÂbiasaan membayar tol mulai dari sekarang, dengan memperÂsiapkan kartu uang elektronik mereka beserta isian saldonya (pulsa kartu). ***
BERITA TERKAIT: