Demikian dikatakan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhardiyanto dalam coffee morning di Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen, Jakarta (Senin, 14/8).
"Untuk melihat daya beli turun atau kuat kita lihat bersama konsumsi rumah tangga," ujarnya.
Kecuk menyebut angka konsumsi rumah tangga periode triwulan II-2017 mengalami kenaikan 0,01 dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 4,94 persen. Kenaikan 0,01 persen tersebut diakui masih lebih lambat dibandingkan periode yang sama pada 2016 lalu. Meski begitu, perlambatan tidak mempengaruhi daya beli masyarakat karena masih kuat.
"Harapannya kemarin ada Lebaran dan puasa kita bisa mencapai lima persen. Tapi dengan 4,95 persen ini saya bilang masih kuat dan tidak ada indikasi penurunan daya beli," jelasnya.
Lanjut Kecuk, terdapat perubahan tren dalam pola konsumsi rumah tangga. Di mana, rumah tangga mengalami peningkatan dalam konsumsi makanan cepat saji atau restoran dan mengalami penurunan daya beli untuk barang konsumsi non makanan.
"Konsumsi untuk non food atau bukan makanan itu terkoreksi 4,87 persen ke 4,59 persen. Penyebabnya itu daya beli turun dengan ada perubahan dari belanja offline ke online dan mungkin ada perubahan pola konsumsi," imbuhnya.
[wah]
BERITA TERKAIT: