Janjikan Investasi Baru, Negeri Sakura Bidik Sektor Energi & Irigasi

Hasil Pertemuan Jokowi & Abe

Selasa, 17 Januari 2017, 08:29 WIB
Janjikan Investasi Baru, Negeri Sakura Bidik Sektor Energi & Irigasi
Shinzo Abe/Net
rmol news logo Pertemuan Presiden Jokowi dan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/1) berhasil mencapai sejumlah kesepakatan di antaranya kerja sama bidang ekonomi.

Jokowi menyebut Negeri Sakura sebagai mitra strategis Indonesia. Dia mengaku, puas kerja sama dengan Jepang se­lama ini. "Upaya peningkatan kerja sama selalu disertai prin­sip saling menguntungkan," ungkap Jokowi happy.

Jokowi menilai, Jepang memiliki komitmen dalam meningkatkan investasinya di Tanah Air. Tahun lalu, dari Januari hingga September 2016, investasi Jepang telah mencapai angka 4,498 miliar dolar AS. Angka tersebut meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2015.

Pada pertemuan Jokowi dan Abe, hadir sejumlah pejabat dari kedua negara. Dari Indo­nesia, hadir Menteri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong. Selain pe­jabat, Jepang memboyong 30 pimpinan perusahaan.

Pada sektor ekonomi, setidaknya ada tiga kesepakatan utama yang dicapai. Yakni kerja sama pembangunan Pelabuhan Patimban, kereta api cepat Jakarta-Surabaya, dan pengembangan Blok Masela.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, pembahasan yang dilakukannya den­gan Jepang adalah mematang­kan kerja sama besar yang sebelumnya telah dibahas.

Dia memaparkan, untuk pembangunan proyek Patim­bang, pemerintah akan dapat dari pinjaman Japan Interna­tional Cooperation Agency (JICA). "Proyek Patimban akan menelan biaya hingga 3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 40 triliun," terang Jonan.

Sementara untuk proyek kereta, lanjut Jonan, Jepang akan segera melakukan studi peningkatan kapasitas jalur kereta Jakarta-Surabaya men­jadi kereta semi cepat. Saat ini Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan bersama JICA dan Bappenas sedang mempersiapkan desain Feaslibility Study, Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) dan proses pinjaman maupun investasi lokal untuk proyek kereta tersebut.

Selain kerja sama itu, In­donesia dan Jepang menja­jaki kerja sama lainnya. Dalam sambutannya, Presiden Jokowi meminta pemerintah Jepang berkenan membuka akses produk-produk pertanian In­donesia dan menyelesaikan kajian perjanjian penghindaran pajak berganda.

"Kami juga ingin meningkatkan akses dan kapasitas keperawatan Indonesia untuk dapat memenuhi pasar di Jepang. Juga dimulainya ka­jian umum Indonesia-Japan Economic Partnership Agree­ment (Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang) tahun ini," imbuh presiden.

Sementara itu, PM Abe menyampaikan ketertarikan berinvestasi di bidang infrastruktur seperti transportasi dan energi. Negeri Matahari Terbit itu juga tertarik berinvestasi dalam bidang irigasi dan konservasi pantai di Indo­nesia. Mereka berjanji akan menciptakan kesempatan bis­nis dengan nilai total sekitar 74 miliar yen (Rp 8,6 triliun) untuk bidang irigasi dan kon­servasi pantai.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Hubungan Internasional Shinta W Kamdani me­muji peningkatan kerja sama kedua negara.

"Jepang dari dulu banyak melakukan kerja sama den­gan Indonesia. Kita harapkan kerja sama tidak hanya untuk proyek-proyek besar, tapi juga menyasar sektor Usaha Kecil Menengah (UKM)," harap Shinta. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA