"Salah satunya terkait risiko kredit perbankan," jelas pengamat ekonomi, Wisnu Agung Prasetya, pagi ini.
Dia menjelaskan utang Cina kini telah mencapai 250% dari Produk Domestik Bruto alias PDB. Bank for International Settlements (BIS) juga menyebutkan bahwa pertumbuhan kredit Cina menandakan peningkatan risiko krisis perbankan 3 tahun ke depan.
"Sementara rilis BI mengungkap posisi Cina kepada kita sebagai kreditor melonjak 46,09%. Jika Juli 2015 US$ 9,69 miliar maka Juli tahun ini menjadi US$ 14,17 miliar. Naik US$ 4,47 miliar," urainya.
Saat bersamaan, dia menambahkan, kemampuan membayar utang kita juga cenderung turun.
"Dengan protokol yang lebih baik dan tim yang sama pada 2008 semoga bisa ditangani. Asal kita tidak membuka ruang bagi resiko baru. Dari sektor politik," demikian Wisnu Agung Prasetya.
[zul]
BERITA TERKAIT: