Presiden Jokowi kemarin mengumpulkan lima menteri membahas perkembangan harga pangan. Kelima menteri itu yakni Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri PerÂdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Pertanian Amran SuÂlaiman, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri PerinÂdustrian Airlangga Hartarto. SeÂlain itu, ikut dalam rapat Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas LemÂbong dan Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti.
Darmin mengungkapkan, dalam rapat Presiden Jokowi meminta agar para menteri terkait menyiapkan rencana strategis untuk menstabilkan harga pangan, apalagi menjelang akhir tahun. "Selain kita laporan soal perkembangan pangan. Kita bicarakan soal rencana jangka pendek. Nanti untuk jangka panjang akan ada pembahasan sendiri," kata Darmin.
Dalam rapat, pembahasan fokus kepada persoalan pangan utama. Yakni beras, gula, daging sapi, cabai, bawang, daging ayam dan jagung. Kepada awak pers, Darmin menerangkan perkembangan dua pangan, yakni beras dan daging.
Untuk beras, menurut Darmin, harga stabil, bahkan cenderung turun sebesar 1,1 persen bila dibandingkan Januari 2016. NaÂmun demikian, Presiden belum puas, dan menginginkan agar diturunkan lagi. Karena, tahun ini produksi beras cukup bagus. "Cuaca cukup mendukung. Meski musim kemarau, namun pada beberapa daerah terjadi hujan," terangnya.
Untuk harga daging, belum mengalami penurunan. Artinya, harapan harga komoditas terseÂbut turun menjadi Rp 80 ribu per kg belum tercapai. "Harganya belum turun. Stabil tinggi, iya. Itu namanya ramai lancar," terangnya.
Darmin mengungkapkan, untuk menekan harga, pemerintah akan kembali melakuÂkan impor. Dalam rapat tidak dibicarakan mengenai kuota impor. Karena, sebelumnya pemerintah sudah menetapkan akan melakukan impor sapi bakalan sebesar 600 ribu ekor pada tahun ini. "Realisasi impor sudah dilakukan mencapai sepaÂruhnya. Jadi kita ini meneruskan keputusan saja," terangnya.
Darmin menuturkan, menuÂrunkan harga daging tidak bisa instan. Meskipun ada tambahan pasokan daging impor, bukan berarti harga langsung turun. Karena, ada indikasi usaha yang tidak sehat terjadi di pasar dalam negeri. "Pasar kita itu kelihatannya gayanya gaya preman. Dari laporan banyak daging impor ditolak masuk pasar," terang Darmin.
Berbeda dengan Darmin, Amran menerangkan, tidak semua pasar menjual daging di atas Rp 100 ribu per kg. "Ada sejumlah pasar sekarang menjual daging Rp 75 ribu sampai Rp 80 ribu per kg," kata Amran.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan, daging impor akan didatangkan dari Eropa dan Amerika Latin. "Tadi kami bicara impor daging dari dari Meksiko, Brasil, Argentina, Spanyol. Realisasi impor tahun ini," ungkap Enggar.
Menurut Enggar, pemerinÂtah mengimpor dari negara tersebut untuk memperbaiki sistem impor. Karena bila hanya bergantung impor dari AustraÂlia, bisa menyebabkan praktik monopoli.
Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti menambahkan, kebijakan impor bertujuan agar pasokan daging bertambah dan bisa menurunkan harga.
"Itu akan ada penguatan dan penambahan. Kemarin dari Australia, terus masuk dari India, kini akan masuk dari Spanyol, Brasil, dan lain-lain," terangnya.
Dia menjamin kualitas daging dari Spanyol. Menurutnya, daging sapi dari negeri matador tersebut merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Karena, peternakan sapi di Spanyol dikembangkan dengan sangat baik. "Banyak negara yang juga mengimpor daging dari negeri tersebut. Untuk harga tidak jauh dari Australia, tetapi kualitasnya lebih bagus," pungÂkasnya. ***
BERITA TERKAIT: