Dia yakin, masalah tersebut menjadi salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi global sulit terkerek di atas 3 persen.
"Ketegangan geopolitik menimbulkan kekhawatiran dalam ekonomi global. Ekonomi global diperkirakan tumbuh 3,1 persen, tetapi karena ada persoalan itu, hanya bisa tumbuh 2,9 persen," ujar Bambang di Jakarta, keÂmarin.
Bambang melihat, ancaman teroris dunia telah memberikan pengaruh negatif pada upaya Indonesia menjadi sektor pariÂwisata sebagai salah satu motor untuk mendongkrak pertumbuÂhan ekonomi.
Oleh sebab itu, Bambang menÂgajak seluruh stakeholders untuk mewaspadai ancaman terorisme. Jika tidak, maka upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata akan semakin sulit dicapai.
Bambang yakin sektor pariÂwisata bisa diandalkan untuk menggerakan perekonomian. Misalnya, Prancis, negara ini bisa mendatangkan 80 juta wisatawan mancanegara. Selain itu, Turki bisa menarik 30 juta wisatawan.
"Kita belajar dari Prancis dan Turki, karena ada aksi terorisme, pariwisata mereka langsung terÂpukul. Kita harus jaga, karena kita bisa datangkan 10 juta wisatawan saja susah payah. Jangan disepelekan," imbuhnya.
Bambang berharap, kepada negara Islam yang kini sedang mengikuti Forum Ekonomi Dunia Islam di Jakarta, dapat menjalin kerja sama di sektor keamanan.
Sekadar informasi, pada awal tahun, IMF semula memproyeksi pertumbuhan global 3,4 persen di 2016 dan 3,6 persen di 2017. Namun demikoan, lembaga keuangan tersebut merevisi target tersebut menjadi 3,1 persen. ***
BERITA TERKAIT: