Menteri Bambang Ajak Investor Move On...

Harga Komoditas Masih Loyo

Selasa, 02 Agustus 2016, 08:25 WIB
Menteri Bambang Ajak Investor <i>Move On</i>...
Bambang Brodjonegoro/Net
rmol news logo Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengajak investor untuk berpartisipasi mendorong kinerja perekonomian. Menurut­nya, perlambatan ekonomi sebe­narnya kesempatan buat pelaku usaha untuk ikut berperan aktif membangun perekonomian.

"Konsumsi masyarakat me­mang merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi. Tapi untuk percepatan ekonomi, kuncinya investasi," ujar Bambang di Jakarta, kemarin.

Dia mengajak para investor bisa segera move on dari industri berbasi sumber daya alam. Apalagi, sejak 2013 harga komoditas belum mengalami perbaikan hingga sekarang.

"Kalau Indonesia ingin ber­jaya, kita harus berdoa agar ada booming (harga komoditas) lagi. Tapi kan nggak mungkin kita berdoa terus. Kita harus siap lepas, dan jangan terlalu ber­gantung dengan komoditas. Kita harus cari sumber pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," imbuh Bambang.

Namun demikian, Bambang menekankan, meskipun ekspor komoditas mengalami pele­mahan, bukan berarti pelaku usaha harus angkat koper, dan meninggalkan sektor tersebut. Karena, pemerintah juga mem­butuhkan pertumbuhan sektor pemanfaat sumber daya alam. Tetapi, investasi harus dilakukan dengan cermat. Salah satunya, bidang energi.

Menurutnya, sektor energi selama ini masih belum dikelola dengan baik oleh pemerintah. Dan, kini pemerintah membu­tuhkan investasi.

Bambang menuturkan, pemerintah ingin ke depan memiliki banyak alternatif investasi pada berbagai sektor. Untuk sektor energi, pemerintah akan mem­berikan kemudahan perizinan dan berinvestasi.

"Kita harapkan sektor energi bisa menggeliat. Dulu juga per­nah raja kayu. Lalu juga ada manufaktur. Setelah itu muncul batubara dan sawit. Kita harap­kan nanti akan banyak lagi yang dapat menjadi tujuan investasi," tutur Bambang.

Untuk sektor industri, dia menilai, industri makanan dan minuman (mamin) memiliki po­tensi yang bagus di Indonesia. Dan dia percaya sektor ini akan terus berkembang. Hal tersebut bisa dilihat dari banyak investor asing yang yakin, menggel­ontorkan modalnya di sektor mamin di banyak negara.

Dia mencontohkan Indofood, yang sudah menjadi pemain besar industri mamin di dunia. Perusa­haan ini telah memiliki pabrik di berbagai dunia, antara lain Sudan, Nigeria, dan Arab Saudi.

"Misalnya juga ada orang Arab jatuh cinta dengan Indomie. Ini sudah menjadi andalan seperti kopi Kapal Api, Kacang Garuda juga. Jadi ini membuktikan sek­tor makanan dan minuman lebih baik," tegasnya.

Sekadar informasi, selama ini Indonesia masih bergantung pada ekspor bahan komoditas. Hingga saat ini harga bahan komoditas masih bergejolak, dan berdampak pada pelema­han ekonomi global, termasuk Indonesia. Akibatnya, sek­tor yang menjadi tumpuan ekonomi Indonesia pun turut terpengaruh. Keadaan ini ber­dampak pada sulitnya Indone­sia mencapai target pertumbu­han ekonomi.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA