Kepala Badan Koordinasi PeÂnanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengaku belum menerima laporan resmi terkait kabar penutupan pabrik Panasonic dan Toshiba di Indonesia. Dia mengatakan, mendapat informasi terseÂbut dari media massa.
"Belum ada informasi resmi dari pihak perusahaan. Tapi kami memang mendengar isu terseÂbut," ujar dia, di kantor BKPM, kemarin.
Franky mendapat informasi, salah satu dari perusahaan itu tidak kuat bersaing dengan produk China dari sisi harga. "Kalau mereka kaÂlah bersaing bukan berarti tutup seÂmuanya, mereka kan hanya
switch produksinya," tambahnya.
Kendati begitu, dia menegaskan, penutupan kedua pabrik itu tidak akan mengganggu minat investasi elektronika di Indonesia.
Hal senada dikatakan oleh MenÂteri Perindustrian Saleh Husin. Dia mengaku, kaget mendengar kabar penutupan dua pabrik itu. Dirinya terus melakukan konfirmasi terÂhadap dua perusahaan elektronik itu. "Nah saya sendiri baru dengar info tersebut dan akan kami cek," ujar Saleh.
Dia mengatakan, jika kabar itu benar, Kementerian PerindusÂtrian (Kemenperin) akan segera menelusuri faktor-faktor yang menyebabkan kedua perusahaan elektronik tersebut tutup.
Presiden Direktur
Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) Itchiro Suganuma mengatakan, peÂrusahaannya bukan menutup pabrik lampu, tapi melakukan penggabungan pabrik (merger) dari tiga pabrik yang berada di Pasuruan Jawa Timur, Cileungsi Jawa Barat, dan Cikarang Jawa Barat.
"Penggabungan pabrik ini merupakan strategi Panasonic dalam mengantisipasi kemajuan teknologi dan perkembangan pasar terhadap produk lampu
LED (Light emitting diode), sehingga lebih fokus pada produksi yang memberikan nilai tambah bagi industri," kata Suganama dalam rilisnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Karena itu, penggabungan terseÂbut merupakan murni masalah teknologi, bukan masalah perburuÂhan. Penggabungan harus dilakuÂkan semata-mata bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. "Permintaan produksi CFL (lampu hemat energi) menuÂrun di pasar Jepang dan domestik, cenderung pindah ke teknologi LED," ujarnya.
Dia menjelaskan, Panasonic sebelumnya memiliki dua unit bisnis di bidang perlampuan, yaitu PT Panasonic Lighting InÂdonesia (PESLID) di Rembang, Jawa Timur yang produksi lampu CFL dan PT Panasonic Gobel Eco Solution Manufacturing InÂdonesia (PESGMFID) di Bekasi yang produksi LED. Nah, per 1 Januari kedua perusahaan resmi gabung dengan PESGMFID seÂbagai perusahaan hasil merger dan berkedudukan di Bogor.
Chairman Panasonic Gobel Grup Rachmat Gobel menyatakan, optimis bahwa industri elektronik nasional akan terus berkembang. Namun, pada sisi lain pemerintah harus agresif untuk mengikuti dan memahami kemajuan teknologi serta kemudian memberikan inÂsentif untuk menjadi daya tarik investasi dan pengembangan industri yang bernilai tambah di dalam negeri. ***