"Pak Menko Rizal itu kan membawahi pertambangan. Jadi saya datang untuk melapor kalau kita mau ambil alih Newmont," kata Arifin usai bertemu Menko Rizal di Gedung BPPT, Jakarta Pusat, Rabu (26/11).
Arifin menjelaskan pihaknya dan Newmont sudah mencapai kesepakatan. "Kita sudah tandatangan exclusivity, keinginanya kita tutup sebelum akhir tahun. Biaya transaksi perpindahan saham sekitar 2,2 miliar US Dollar," kata Arifin.
Arifin pun menyanggupi permintaan Menko Rizal untuk membangun smelter saat memegang mayoritas saham perusahaan emas dan tembaga yang terletak di Nusa Tenggara Barat itu.
"Memang sesuai rencana kami, begitu dimulai kepemilikan berubah, program smelter didahulukan," tandasnya.
Lebih jauh, Arifin pun membeberkan saat ini, daerah lapangan batu hijau yang sudah bertahun-tahun dikeruk Newmont sudah hampir habis dan menyisakan sumber daya lamanya 5 hingga 6 tahun lagi.
Namun di sebelahnya ada lapangan baru lagi untuk dikelola. Di lapangan baru itulah pihaknya akan memulai pengelolaan yang diklaimnya akan bisa membantu masyarakat lokal dan membangun wilayah pariwisata yang digagas Menko Rizal soal 10 destinasi baru seperti Labuhan Bajo dan Flores.
Arifin pun membeberkan pihaknya akan fokus pada pengelolaan tembaga karena sebetulnya untuk jumlah emas, Newmont tidak sebanyak yang dimiliki Freeport. Pihaknya akan membangun smelter berkapasitas 500 juta ton. Pembangunan smelter sendiri pun salah satu pilihannya adalah di wilayah dekat Banten, Jawa Barat.
[zul]
BERITA TERKAIT: