"Kalau kita masuk ke sana ya ga ada pilihan, itu kalau diterapkan secara disiplin, secara kaffah itu akan menimbulkan segmentasi-segmentasi industri yang ada yang tumbuh sangat kompetitif tapi ada yang harus dihentikan. Itu pasti," tegasnya dalam sebuah diskusi di Bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (21/11).
Menurutnya, hal itu merupakan kekhawatiran banyak pengusaha dalam negeri dan beberapa kalangan yang selama ini bertanya-tanya, apakah saat ini merupakan waktu yang tepat Indonesia masuk TPP.
"Ini mungkin yang menghawatirkan banyak orang, yang menimbulkan pertanyaan
is that the right time," ungkapnya.
Nawir berharap, kalaupun tetap bersikukuh masuk TPP, Pemerintah harus melakukan tawar-menawar diplomasi ekonomi agar memberikan kesempatan industri dalam negeri berkembang.
"Karena jangan salah kalau kita masuk disitu, kita kira-kira memiliki sepertiga dari populasi pasar yang dimiliki TPP," pungkasnya.
[sam]
BERITA TERKAIT: