Pertamina Cuma Sumbang 21 Persen Minyak Nasional

Senin, 08 Juni 2015, 09:26 WIB
Pertamina Cuma Sumbang 21 Persen Minyak Nasional
ilustrasi/net
rmol news logo Pengelolaan produksi minyak oleh Pertamina dini­lai masih rendah. Pasalnya, banyak blok-blok minyak yang dikelola perusahaan asing. Hal ini diungkapkan Vice President Corporate Communication PT Per­tamina (Persero) Wianda Pusponegoro di Jakarta.

"Pertamina hanya mampu berkontribusi 21 persen dari produksi minyak nasional ini. Ini terjadi karena se­bagian besar blok minyak di Indonesia justru dikelola perusahaan minyak asing. Bahkan sebagian besar blok tersebut adalah sumur min­yak yang sudah berusia tua," kata Wianda.

Padahal, sebagai perusa­haan minyak milik Negara, Pertamina ingin seluruh sum­ber migas bisa dikapitalisasi sebesar-besarnya untuk ke­makmuran rakyat. Produksi minyak tersebut, kata dia, ten­tunya masih jauh bila diband­ingkan BUMN di negara lain, atau National Oil Company (NOC), umumnya sudah bisa berkontribusi lebih dari 50 persen produksi minyaknya.

Ia mengatakan, pengua­saan asing terhadap blok-blok minyak di Indonesia masih sangat dominan. "Seperti Sumatera sampai Timur Indonesia, dikuasai asing. Swasta nasional sulit berkembang. Tidak semua hasil produksi bisa maksi­mal diproses hingga diman­faatkan di dalam negeri," katanya.

Saat ini, kata Wianda, Per­tamina tengah mengevaluasi blok-blok yang akan habis masa kontrak hingga 2025. Sayangnya, ia masih enggan menyebutkan wilayah kerja mana saja yang menjadi incaran Pertamina.

Ia juga menyesalkan minimnya pembangunan infrastruktur gas bumi, se­hingga membuat gas bumi nasional tidak termanfaatkan secara maksimal, khususnya untuk bahan bakar gas kend­araan bermotor.

Bahkan, produksi gas Per­tamina sendiri masih berada di bawah Petronas yang telah memberikan kontribusinya hingga 47 persen secara nasional. "Bertahun-tahun kita masih tidak bisa man­faatkan gas alam secara langsung," sesalnya.

Menurut Direktur Ekse­kutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro, Per­tamina memiliki banyak wilayah kerja yang masih bisa dioptimalkan. Sehingga, bila ingin mengelola blok-blok minyak yang saat ini dikuasai asing harus melalui mekanisme kerja business to business.

"Artinya, tidak bisa lang­sung mengambil alih blok-blok minyak yang saat ini dikelola asing. Pertamina harus masuk dan bekerja sama dengan perusahaan tersebut," katanya kepada Rakyat Merdeka. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA