Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Perusahaan Global harus Jadikan Indonesia Basis Produksi untuk Ekspor

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Kamis, 28 Mei 2015, 01:38 WIB
Perusahaan Global harus Jadikan Indonesia Basis Produksi untuk Ekspor
rmol news logo Perusahaan global yang beroperasi di Indonesia harus bisa membuat negeri ini jadi basis produksi untuk ekspor.

Menteri Perindustrian Saleh Husin menyampaikan itu saat meresmikan perluasan gudang pabrik PT Bayer Indonesia, di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Rabu (27/5).

Dia menegaskan hal tersebut mengingat neraca perdagangan sektor farmasi masih timpang. Sehingga perlu upaya menyeimbangkan arus ekspor dan impor produk industri ini.

Salah satu upayanya, perusahaan farmasi global yang beroperasi di Indonesia perlu meningkatkan investasi dan melakukan ekspansi produksi.

"Ekspansi menjadi andalan meningkatkan kinerja industri farmasi nasional, menambah devisa melalui ekspor produk farmasi dan dapat memperluas lapangan kerja," tegasnya.

Dia juga mengincar target agar secara bertahap Indonesia mengurangi obat-obatan dan multivitamin impor yang beredar di dalam negeri.

Saleh juga memaparkan, prospek bisnis farmasi di Tanah Air terbilang cemerlang. "Pada kuartal I 2015, industri farmasi, kimia dan obat tradisional menjadi juara. Pertumbuhannya paling tinggi yaitu 9,1 persen," ujarnya.

Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kinerjanya juga melesat dua kali lipat. Pasalnya, sepanjang tiga bulan pertama 2014, sektor itu hanya tumbuh 4,6 persen.

Pada tahun 2014, nilai ekspor produk farmasi mencapai USD 532 juta, tumbuh 16,98 persen dari tahun 2013 yang sebesar US$ 455 Juta. Sayangnya, produk farmasi di dalam negeri masih dikuasai oleh produk impor. Terlihat dari nilai impor tahun 2014 yang melaju lebih besar dari ekspor yaitu mencapai USD 959 Juta atau naik 6,68 persen dari tahun 2013 yang sebesar USD 899 Juta.

Saleh Husin mengakui, di tengah kondisi ini maka langkah produsen farmasi yang agresif meningkatkan investasi patut diapresiasi. Apalagi, pabrik Bayer di Cimanggis ini memproduksi multivitamin dan obat-obatan yang 75 persen produksinya diekspor.

Presiden Direktur Bayer Indonesia Ashraf Al-Ouf mengakui pihaknya punya komitmen turut memacu industri farmasi. "Kami melihat Indonesia sebagai pasar yang penting sekaligus lokasi fasilitas utama untuk mengekspor produk kami ke seluruh dunia," ujarnya.

Pabrik di Cimanggis ini telah mengekspor ke 26 negara. Pihak Bayer juga menargetkan memperluas negara tujuan ekspor hingga menjadi 58 negara dalam 2-3 tahun ke depan.

Soal investasi, Bayer telah menggelontorkan EURO 60 juta dalam beberapa tahun terakhir dan akan bertambah EURO 8,1 Juta di tahun ini yang mampu menyerap tenaga kerja 1.300 karyawan. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA