Saleh Dorong Pengusaha Kakap Jepang Investasi di Luar Jawa

Disambangi 46 Perusahaan Negeri Sakura

Jumat, 10 April 2015, 07:25 WIB
Saleh Dorong Pengusaha Kakap Jepang Investasi di Luar Jawa
Menteri Perindustrian Saleh Husin
rmol news logo Pengusaha Jepang yang tergabung dalam Keidanren, kemarin menyambangi Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Menteri Perindustrian Saleh Husin mendorong mereka investasi di wilayah luar Pulau Jawa.

 Keidanren merupakan asosiasi perusahaan-perusahaan besar di Jepang. Mereka memiliki anggota sekitar 1.300 perusahaan Jepang, 121 asosiasi industri, dan 47 organisasi ekonomi regional. Pada kunjungan ke Kemenperin, Keidanren memboyong 46 perwakilan perusahaan dengan rincian 18 orang berasal dari perusahaan top Jepang dan 28 orang dari perusahaan pendamping.

"18 perusahaan top yang ikut dalam rombongan ini, bisa dikatakan selama ini penggerak ekonomi Jepang. Kami siap berinvestasi di sejumlah sektor," kata Chairman of Keindanren, Sadayuki Sakakibara.

Sebelum menyambangi Kemenperin, sehari sebelumnya para pengusaha Jepang ini menemui Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Mereka menyampaikan komitmennya berinvestasi di Indonesia. Mereka juga menyampaikan harapannya agar hambatan investasi di Indonesia bisa segera diatasi, seperti keterbatasan energi listrik dan kemacetan.

Kedatangan mereka ke Kemenperin, bertujuan untuk membicarakan teknis dan penjajakan rencana investasi. Dalam pertemuan ini, ikut hadir sejumlah pengusaha dalam negeri yang tergabung pada Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Sadayuki mengatakan, pihaknya tertarik mengembangkan penerapan teknologi pada proyek infrastruktur, listrik, drainase, transportasi perkotaan, dan pengolahan air bersih.

Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengarahkan para pengusaha Jepang untuk merealisasikan investasinya di luar Pulau Jawa. Khususnya di Indonesia bagian timur.

"Saya sangat berharap perusahaan-perusahaan Jepang menaruh minat dan mau menanamkan modalnya di kawasan-kawasan industri yang sedang dibangun kami," harap Saleh.

Saleh menawarkan Jepang investasi pada industri baja hilir nasional. Dia bilang, pihaknya sedang memprioritaskan pembangunan kawasan industri stainless steel Bantaeng, Buli, Morowali, dan Konawe.

Selain itu, Saleh berharap, dalam mengembangkan investasi, pengusaha Jepang menjalin kerja sama dengan perusahaan lokal. "Saya mengharapkan kepada para pimpinan perusahaan Indonesia yang hadir agar bisa melanjutkan pertemuan dengan para anggota Keidanren dalam sesi business networking," pinta Saleh.

Sekadar informasi, Kemenperin memiliki program membangun 14 kawasan industri hingga 2019. Estimasi kebutuhan modal mencapai Rp 192,44 triliun. Kawasan industri yang akan dikembangkan berada di wilayah Indonesia Timur antara lain Bintuni, Buli, Bitung, Palu, Morowali, Konawe, Bantaeng, Batulicin, Jorong, Ketapang, Kuala Tanjung, Seo Mangkei, dan Tanggamus.

Saleh meyakinkan, Indonesia saat ini telah memiliki dan terus melengkapi infrastruktur pendukung dalam menopang pembangunan industri.

"Saat ini pemerintah telah menetapkan prioritas pembangunan seperti tenaga listrik, maritim (pelabuhan dan perikanan), dan percepatan pembangunan di daerah," paparnya.

Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto menilai, kedatangan rombongan para pengusaha Jepang menunjukkan keseriusan mereka meningkatkan investasi di Indonesia.

Suryo berharap, industri Jepang berkenan melakukan transfer teknologi di dalam mengembangkan bisnisnya di Indonesia.

"Industri Jepang memiliki teknologi muktahir. Kita harapkan mereka dapat melakukan transfer teknologi," harap Suryo. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA