Menteri Ferry Janji Sediakan Lahan Baru

Jumat, 10 April 2015, 07:00 WIB
Menteri Ferry Janji Sediakan Lahan Baru
Men­teri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyi
rmol news logo Untuk mendukung target swasembada pangan, Kemente­rian Agraria dan Tata Ruang siap menyediakan lahan yang dibu­tuhkan Kementerian Pertanian.

"Berapa pun luas lahan dibu­tuhkan akan kami siapkan. Tu­juannya untuk mencapai ting­kat produksi yang dibutuhkan sehingga kita segera mencapai swasembada pangan," kata Men­teri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyi dan Baldan di Jakarta, kemarin.

Untuk diketahui, pemerintah menargetkan bisa mencapai swasembada pangan, terutama beras, dalam kurun tiga tahun ke depan. Untuk mencapai tar­get itu, diperlukan peningkatan produksi dan penggarapan lahan baru.

Mengenai luasan lahan yang disiapkan, Ferry tidak mematok target. Menurut dia, pihaknya hanya menyediakan yang dibu­tuhkan. Berapa pun yang diminta Kementerian Pertanian akan diu­sahakan untuk disediakan.

"Kami tak menargetkan luas lahan. Karena kalau misalnya kami kasih 5 juta hektar, lalu kemudian tak bisa ditanami, jauh dari waduk atau tak mampu menunjang pencapaian kedaula­tan pangan, untuk apa," ujar bekas anggota DPR ini.

Untuk lokasi, kata dia, pihaknya akan menyediakan lahan tak jauh dari area waduk yang saat ini gencar dibangun dan direvitalisasi oleh pemerintah. "Pemerintah sudah menyiapkan 49 waduk. Kami akan menye­diakan lahan tak jauh dari lokasi waduk," ungkapnya.

Lahan yang dialokasikan ber­variasi, seperti pelepasan kawasan hutan, lahan-lahan terlantar, atau lahan hak guna usah yang tak diperpanjang. "Kami juga mung­kin akan memperbaiki sawah yang sudah mati. Jadi, masih banyak variasinya," kata dia.

Ketua Komisi IV DPR Edy Prabowo mengatakan, pemerintah masih kekurangan lahan untuk pertanian. Apalagi, banyak lahan pertanian yang su­dah berubah fungsi menjadi perumahan, pabrik, dan mal. "Ini tentu akan mengganggu target swasembada pangan," katanya.

Untuk menciptakan lahan baru pertanian membutuhkan waktu dan biaya yang besar. Selain lahan, Edy bilang, peningkatan produksi pertanian juga terganggu oleh masalah bibit, pupuk dan minimnya penyuluh pertanian.

Menurut dia, jika produksi pangan kita meningkat terus, tentu pemerintah tidak perlu khawatir lagi dengan kenaikan dolar AS. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA