"Berapa pun luas lahan dibuÂtuhkan akan kami siapkan. TuÂjuannya untuk mencapai tingÂkat produksi yang dibutuhkan sehingga kita segera mencapai swasembada pangan," kata MenÂteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyi dan Baldan di Jakarta, kemarin.
Untuk diketahui, pemerintah menargetkan bisa mencapai swasembada pangan, terutama beras, dalam kurun tiga tahun ke depan. Untuk mencapai tarÂget itu, diperlukan peningkatan produksi dan penggarapan lahan baru.
Mengenai luasan lahan yang disiapkan, Ferry tidak mematok target. Menurut dia, pihaknya hanya menyediakan yang dibuÂtuhkan. Berapa pun yang diminta Kementerian Pertanian akan diuÂsahakan untuk disediakan.
"Kami tak menargetkan luas lahan. Karena kalau misalnya kami kasih 5 juta hektar, lalu kemudian tak bisa ditanami, jauh dari waduk atau tak mampu menunjang pencapaian kedaulaÂtan pangan, untuk apa," ujar bekas anggota DPR ini.
Untuk lokasi, kata dia, pihaknya akan menyediakan lahan tak jauh dari area waduk yang saat ini gencar dibangun dan direvitalisasi oleh pemerintah. "Pemerintah sudah menyiapkan 49 waduk. Kami akan menyeÂdiakan lahan tak jauh dari lokasi waduk," ungkapnya.
Lahan yang dialokasikan berÂvariasi, seperti pelepasan kawasan hutan, lahan-lahan terlantar, atau lahan hak guna usah yang tak diperpanjang. "Kami juga mungÂkin akan memperbaiki sawah yang sudah mati. Jadi, masih banyak variasinya," kata dia.
Ketua Komisi IV DPR Edy Prabowo mengatakan, pemerintah masih kekurangan lahan untuk pertanian. Apalagi, banyak lahan pertanian yang suÂdah berubah fungsi menjadi perumahan, pabrik, dan mal. "Ini tentu akan mengganggu target swasembada pangan," katanya.
Untuk menciptakan lahan baru pertanian membutuhkan waktu dan biaya yang besar. Selain lahan, Edy bilang, peningkatan produksi pertanian juga terganggu oleh masalah bibit, pupuk dan minimnya penyuluh pertanian.
Menurut dia, jika produksi pangan kita meningkat terus, tentu pemerintah tidak perlu khawatir lagi dengan kenaikan dolar AS. ***