RI Kaya Migas Tapi Impor Gas Naik Terus

Hasil Survei BPS

Selasa, 17 Maret 2015, 09:57 WIB
RI Kaya Migas Tapi Impor Gas Naik Terus
ilustrasi
rmol news logo Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor gas Indone­sia terus mengalami kenaikan. Padahal, Indonesia merupakan negara yang mempunyai ladang migas banyak.

Kepala BPS Suryamin menga­takan, nilai impor pada Februari 2015 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya menga­lami penurunan 16,24 persen atau sekitar 11,55 miliar dolar AS.

Menurut dia, secara keselu­ruhan impor migas mengalami penurunan. Namun, jika dilihat lebih detail, yang menurun hanya impor minyak, sedang­kan impor gas malah melonjak. "Impor gas meningkat sebesar 16,49 persen," ujar Suryamin di kantornya, kemarin.

Kondisi ini tentu sangat terbalik dengan kondisi Indonesia yang memiliki banyak ladang migas.

Suryamin mengatakan, impor migas Februari juga mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Januari. "Impor min­yak mentah turun sebesar 19,7 persen. Demikian juga untuk impor hasil minyak turun 22,01 persen," tuturnya.
 
Sementara, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, untuk meningkatkan nilai tukar rupiah, pemerintah bakal me­nekan impor solar dengan cara mewajibkan 15 persen campuran bahan bakar nabati (BBN) dalam tiap liter solar.

Menurut Rida, aturan ini bisa menghemat angka impor solar 1,3 miliar dolar AS - 2 miliar dolar AS tahun ini. Aturan ini akan berlaku mulai April 2015. "Kalau mulai Januari, bisa hemat 2,5 miliar dolar AS," katanya.

Menurutnya, kapasitas produksi biodiesel Indonesia mencapai 5,8 juta kiloliter per tahun. Bila aturan tersebut dit­erapkan, maka akan terserap 5,3 juta kiloliter. "Jadi secara kapasitas masih cukup besar. Itu baik untuk transportasi maupun industri. Tahun lalu 3,4 juta kiloliter," kata Rida. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA